Baru 4 hari kita memasuki tahun baru 2019, tapi dunia politik bukannya adem malah makin panas aja. Memantau sosmed, terlebih twitter, menjelang pilpres 2019 membuat jantung berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang (meminjam lagunya Ahmad Dhani). Bukan lebay.. tapi memang nyata demikian adanya.
Yang lagi hot sekarang ini adalah beredarnya kabar soal adanya 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos untuk pasangan capres-cawapres nomor 1. Sudah pasti kabar ini hoax belaka. KPK sudah mengecek dan memastikan tak ditemukan adanya 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos seperti kabar beredar.
Siapa yang menyebarkan kabar ini? Entah siapa yang menyebarkannya pertama kali tapi cuitan di twitter mengarah pada seorang pejabat di Partai Demokrat yang menyebarkan kabar ini, walaupun dengan diembel-embeli kalimat "harap dicek kebenarannya".Â
Cuitan tersebut sudah dihapus (pemilik akun bilang cuitan tersebut TERHAPUS). Orang-orang yang satu kubu dengan pejabat ini, sibuk membela bapak pejabat (monmaap saya tak mau menyebut namanya) dengan mengatakan si bapak pejabat tak menyebar hoax namun meminta klarifikasi.
![Capres dan cawapresnya adem, pendukungnya tidak (dok.detik.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/04/psi-1-5c2f432e677ffb5a174271a8.jpeg?t=o&v=770)
Saya mengikuti berita soal hoax 7 kontainer ini sampai saat ini. Mumpung belum ada kerjaan di dunia perbloggeran dan balapan juga masih rehat panjang. Mengikuti berita beginian sebenernya membuat pengetahuan kita pada perpolitikan itu bertambah. Tapi kalo mental nggak kuat jangan deh, karena bisa bikin kepala pusing, mata berkunang-kunang dan bibir pecah-pecah.
Hari ini saya menemukan hal yang tak kalah lucu. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membuat #KebohonganAward. Kata PSI di akun twitternya #KebohonganAward dibuat untuk mengingatkan publik bahwa ada capres dan cawapres dan timsesnya yang menyebarkan kebohongan kepada publik. Contoh kebohongan publik itu adalah selang cuci darah di RSCM yang digunakan buat 40 orang dan soal 7 kontainer surat suara. So Anda tau kan #KebohonganAward ini ditujukan buat siapa.
![#KebohonganAward bikin tambah gaduh aja (dok.detik.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/04/psi-5-5c2f44c0c112fe7bf74fdb64.jpeg?t=o&v=770)
Saya sungguh tak setuju dengan cara-cara yang dilakukan oleh sebagian kubu Capres -- Cawapres nomor 2, yang dengan gampangnya menyebarkan berita-berita hoax, yang dengan mudahnya menebar kalimat-kalimat provokatif. Emangnya saya nggak kesel baca berita selang cuci darah dipake 40 orang? Kalau banyak yang percaya dan nggak mau cuci darah dan bikin jiwa mereka terancam bagaimana? Memangnya orang cuci darah itu cuman buat iseng?
Namun saya lebih tak setuju dengan cara-cara seperti PSI yang sampai membuat #KebohonganAward. Menyelamatkan pemerintahan bukan dengan cara mengikuti cara-cara yang provokatif. Mungkin orang menilai tindakan PSI ini tindakan yang berani, namun sebagai partai baru tempat kebanyakan anak-anak muda berkumpul, mestinya ada cara lebih kreatif buat ikut bersuara di dunia perpolitikan.
Well.. memang sulit mengharapkan para pendukung para capres - cawapres untuk tak gaduh jelang pilpres 2019. Namun perlu diingat bahwa dukungan kita pada pasangan capres - cawapres bisa berakibat baik untuk pasangan capres yang kita dukung, tapi juga bisa berakibat buruk alias merugikan pasangan capres tersebut. Jadi dukunglah dengan cara yang baik.