Barang-barang yang dijual oleh Bulog bukan cuma murah tapi mutunya juga terjamin. Bulog tentu nggak mau sembarangan menjual produknya karena Bulog dituntut untuk memperoleh keuntungan juga. Nah gimana mau untung kalo barang yang dijual mutunya jelek. Malah konsumen nggak mau membelinya dan penyetabilan harga bisa gagal.
Pada tanggal 3 Mei 2018 ada event KITANgopiwriting yang diselenggarakan oleh Bulog dan Kompasiana dan berlangsung di Kanawa Coffee Jakarta. Di situ lebih dijelaskan mengenai brand KITA dari Bulog. Perdagangan komoditi Bulog dengan nama KITA berada dalam kendali Divisi Penjualan Distributor dan Divisi Penjualan Langsung. Jaringan penjualannya sebelum mencapai konsumen rumah tangga dilakukan oleh Hotel Restoran Caf, Pasar Rakyat, Baitul Mal dan Rumah Pangan Kita.
Bulog membuat brand "KITA" karena ingin membuat standar produk. KITA juga menegaskan bahwa ada pergeseran aktivitas Bulog menuju komersil. Itulah kenapa Bulog membuat Rumah Pangan Kita (RPK) yang merupakan hasil kerjasama dengan masyarakat. Warga yang menjadi agen RPK mendapat suplai kebutuhan pangan seperti beras, gula, minyak, daging dan lain-lain.
RPK adalah upaya Bulog untuk bisa mensejahterakan rakyat bukan hanya dari pemilikan produk namun juga dengan cara menjualnya. Yap masyarakat bisa mendirikan RPK dan saat ini Bulog sudah memiliki 39.000 RPK. Harga-harga di RPK tentu lebih rendah dibandingkan harga produk lain yang sejenis. Pada acara KITANgopiwriting itu Direktur Komersial Bulog Tri Wahyudi mengatakan bahwa produk KITA sudah diterima dengan baik di pasaran.
Karena mulai tahun 2018 Bulog tak lagi mendapatkan tugas buat membagikan beras sejahtera seperti tahun sebelumnya, maka Bulog juga bekerjasama dengan Transmart/Carrefour untuk menjual beras premium KITA. Dengan cara begini beras premium KITA bisa langsung dipasarkan ke masyarakat. Kerjasama Bulog dan Transmart ini saling mengisi.. jadi Bulog suplai beras ke Transmart dan Transmart bisa suplai kebutuhan bahan pokok ke RPK.
Ada beberapa keuntungan sih dengan cara Bulog menyebar produk KITA melalui Transmart yang dalam hal ini berperan sebagai distributor. Kalo melihat dari data Bulog mengenai realisasi stabilisasi harga bulan April 2018 80% nya dilakukan oleh distributor/mitra, 16% oleh satgas Bulog dan 4 persennya oleh RPK. Melihat data ini, sudah pasti bahwa stabilisasi harga melalui distributor itu lebih berpengaruh. Dari sisi distributor, ada peningkatan transaksi akibat penjualan bahan-bahan pokok dari Bulog.
Bahan pokok itu pengaruhnya pada kesehatan maka mutu harus dikedepankan. Lagipula dengan adanya produk KITA di distributor maka para ibu nggak harus berpanas-panasan antri demi mendapatkan bahan pokok dengan harga murah. Misalpun tetep antri di kasir toko distributor tapi kan nggak panas lagi.. ada AC nya.
Produk KITA adalah produk lokal jadi dengan membelinya berarti kita sudah mendukung keberadaan produk lokal. Mendukung produk lokal sama artinya mendukung perekonomian Indonesia. Ekonomi yang maju akan membuat negaranya menjadi kuat. Mau negara kita ekonominya kuat? Ya belilah produk lokal.