Saya lupa kapan terakhir kali terpingkal-pingkal karena sebuah lawakan. Sesungguhnya saya suka dengan humor. Dulu jamannya Trio Bagito, saya sampe bela-belain datang ke radio SK di bilangan Pakubuwono Jakarta hanya untuk mendengarkan mereka rekaman lawak. Generasi U alias Uzur pasti tau ya soal Trio Bagito. Biar saya nggak berasa tua, buat yang nggak tau siapa itu Trio Bagito mending tanya opa gugel aja deh. Pokoknya.. dulu Trio Bagito tuh te o pe be ge te.
Setelah grup lawak yang ngetop di tahun 90 an itu meredup, saya masih bisa ngakak ketika nonton Ketoprak Humor. Ketoprak Humor adalah versi lebih modern dari hiburan ketoprak yang konvensional. Bahasa dan latar belakang ceritanya masih soal Jawa tapi acara ini kerap menghadirkan bintang-bintang top di jamannya selain pemain tetap dari grup Srimulat. Ketoprak Humor yang hits di era 90 hingga 2000 an bikin saya rela mantengin tipi.
Kelar Ketoprak Humor saya absen dari nonton lawak karena rata-rata lawak yang muncul setelah era ini garing menurut saya. Cuman modal slapstik alias mempertontonkan adegan dorong-dorongan, jorok-jorokan atau tendang-tendangan ketimbang mengolah kelucuan melalui kata-kata. Kalaupun ada kata-kata digunakan buat melucu, yang keluar malah kata-kata hinaan dan cercaan yang sama sekali nggak lucu. Namun saya tak protes juga ketika acara lawak seperti ini lama bertahan karena ratingnya tinggi. Artinya... banyak yang menyukai jenis lawakan seperti ini.
Awalnya saya melihat ini aneh dan takjub komika nya nggak mati gaya gitu ngomong sendirian di depan penonton dan herannya... lawakannya lucu. Meski belum sampai tertawa terpingkal-pingkal ketika melihat seorang komika beraksi, namun saya mulai melirik jenis lawakan ini. Lalu ketika nanya lebih detail mengenai Stand Up Comedy ke opa gugel, saya baru tau bahwa Jim Carrey, Bill Cosby dan Chris Rock itu aktor film ngetop yang adalah seorang komika juga. Sungguh saya kudet.
Meski saya rada tertarik, namun Stand Up Comedy belum menjadi tontonan yang saya tunggu seperti setianya saya menunggu Ketoprak Humor. Kayaknya selera humor saya emang hilang ya dan butuh waktu perlahan untuk membangkitkannya lagi (taelah). Maka ketika saya diajak menonton Local Stand Up Day di daerah Kuningan Jakarta pada 7 April lalu, saya nggak menolak tapi nggak antusias juga. Biasa aja (Gibran dotkom).
Berjalan menuju ruang tempat berlangsungnya acara, ada papan panjang terbentang berisi gambar-gambar para Komika yang mengisi acara malam itu. Mohon maap saya kenalnya Panji Pragiwaksono dan Joshua Suherman doang. Beberapa yang lain pernah saya liat di tipi tapi saya nggak kenal namanya. Terdengar suara dari dalam ballroom, tanda acara sudah dimulai. Saya bergegas masuk dannnnn ruangan ballroom itu penuh sesak dengan penonton. Ada seribuan orang kali ya.. atau lebih.
Satu persatu komika berdiri di panggung membawakan guyonan. Lawakan yang dibawakan bener-bener "jujur" dan tanpa sensor. Dari joroknya toilet.. sampe joroknya adegan blue film... dari yang ngebully diri sendiri sampe ngebully agama lain.. ... semua tersaji lengkap. Pernah tau komika Joshua Suherman yang dilaporkan polisi karena dituduh menista agama kan ya? Kata-kata Joshua yang dilaporin itu nggak ada apa-apanya dibandingkan dengan komedi yang diawakan para komika malam itu. No sensor boooo..
Sesungguhnya para komika ini nggak sekedar mengolok-olok kondisi yang terjadi di negara kita karena kondisi itu benar adanya. Betapa isu sensitif selalu berujung pada tuduhan penistaan. Kemudian hal-hal yang vulgar berujung pada tuduhan mesum. Komika mengangkat kondisi ini dan kita tertawa karena menyadari lucunya kondisi kita. Thanks to para komika. Thanks juga sudah membuat saya betah 6 jam menonton acara tanpa sedikitpun berpikir untuk pulang.