Semua peserta di ruangan besar itu serentak berdiri ketika orang dengan posisi tertinggi di negeri ini memasuki ruangan. Pak Joko Widodo, Presiden RI, memasuki ruangan berisi para CEO yang hadir dalam rangka gelaran Kompas 100 CEO Forum yang diadakan di hotel Raffles Jakarta pada 29 November 2017 lalu. Tentu bukan forum biasa jika pak Jokowi sampai berkenan hadir di sini. Jajaran menteri dan gubernur yang menjadi pembicara semakin menjelaskan bahwa ini bukan forum biasa.
100 CEO berkumpul di ruangan ini untuk berdiskusi mengenai investasi. Ya beda dengan kita-kita yang kalo kumpul hanya sekedar ngerumpi sana sini atau membicarakan gosip hot yang terjadi di dunia hiburan. 100 CEO yang waktunya sangat berharga jangan diajak membicarakan hal yang tak penting. Tema CEO Forum yang soal Memantapkan Iklim Investasi 2017, membuat rumpian para CEO ini bergizi.
Pak Jokowi tau seluruh peserta yang hadir menunggu-nunggu apa yang akan dibicarakan pak Jokowi yang sekaligus membuka acara ini. Maka pak Jokowi naik ke panggung setelah lagu Indonesia Raya selesai dinyanyikan. Kilatan lampu blitz mengiringi langkah pak Jokowi naik ke panggung. Saya yang duduk di barisan media melihat dengan jelas kesibukan para wartawan ketika pak Jokowi naik panggung.
Pak Jokowi membuka sambutannya dengan mengatakan bahwa banyak kemajuan yang telah Indonesia capai selama ini. Ada pemberian status layak investasi dari 3 lembaga rating dunia dan ini merupakan yang pertama terjadi dalam 20 tahun. Indonesia naik ke posisi 4 untuk negara dengan tujuan investasi prospektif, tadinya peringkat kedelapan. Terdengar nada bangga dalam suara pak Jokowi, saya pun bangga mendengar deretan prestasi ini.
Pak Jokowi kembali melanjutkan pembicaraan soal infrastruktur. Kata pak Jokowi, infrastruktur membuat daerah sekarang mudah dijangkau. Contohnya Labuan Bajo yang sejak bandaranya dibuka, sudah diterbangi oleh Garuda Indonesia dan direct dari Jakarta. Lalu bandara Silangit Toba juga sudah diresmikan. Ini membuat kita makin mudah menjangkau daerah ini.
Pak Jokowi juga menyadari bahwa jaman sekarang, sosial media adalah segala-galanya. Orang tak bisa jauh dari sosial media. Maka pemerintah juga harus mengikuti perkembangan jaman dengan membangun jaringan fiber optik yang menjangkau daerah-daerah sehingga internet sudah bisa dinikmati sampai ke pelosok daerah. Yang bikin orang bergengsi sekarang bukan barang mewah tapi petualangan yang diupload ke sosial media, dari belanja barang jadi belanja pengalaman, kata pak Jokowi.
Sontak saya berpikir soal kebiasaan upload saya dan teman-teman saya. Iya.. sekarang ini kebiasaan upload bergeser dari memamerkan barang menjadi memamerkan petualangan. Sudah jarang saya melihat teman memamerkan barang yang mereka beli, lebih sering mereka memamerkan perjalanan mereka dengan poto-poto pemandangan yang bikin saya iri luar biasa. Akhirnya saya cari tau tempat wisatanya dan saya masukkan ke daftar lokasi wisata yang akan saya datangi suatu hari.
Generasi milenial juga kena colek pak Jokowi. Pak Jokowi tahu banget kondisi generasi milenial yang semakin mobile. Lokasi kerja para generasi milenial bukan lagi di kantor konvensional melainkan di caf atau comunal office. Ini Digital lifestyle namanya. Era digital di mana internet menjadi "makanan" sehari-hari. Yang membedakan kelas menengah dan kelas bawah adalah digital lifestyle, kelas menengah kalau punya uang langsung jalan-jalan, kata pak Jokowi. Kata-kata ini langsung disambut tawa pendengarnya. Sebagai kelas menengah.. saya kena keplak.
Selanjutnya pak Jokowi mengeplak para pengajar dalam uraiannya soal sumber daya manusia. Pak Jokowi menyoroti kurikulum kita yang cukup ketinggalan dibandingkan dengan negara luar. Kurikulum harus fleksibel, anak-anak harus dikenalkan dengan software enginering, coding dan lain-lain, kata pak Jokowi. Pengajaran berbasis tantangan sangat penting, anak-anak harus dihadapkan pada tantangan, kata pak Jokowi lagi. Saya setuju... anak-anak harus berhadapan dengan tantangan karena hidup penuh tantangan.
Anak saya suka animasi dan pemrograman komputer. SMK yang punya jurusan teknik komputer, multimedia atau animasi terbilang sedikit dibandingkan dengan SMK lain yang punya jurusan perkantoran atau pemasaran. Di Jakarta saja hanya ada 1 SMK negeri yang punya jurusan animasi. Beruntungnya dua anak saya bisa masuk ke SMK negeri ini dan ambil jurusan yang mereka inginkan yaitu animasi. Salah satunya sudah lulus dan langsung bekerja di sebuah perusahaan. Gajinya lumayan untuk membiayai dirinya kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta.