Hari masih pagi ketika saya dan keluarga menjejakkan kaki di area wisata Kebun Buah Mangunan Jogjakarta. Kala itu tanggal 27 Juni 2017, gerimis tipis menyambut kami yang tiba di parkiran Kebun Buah Mangunan. Kebun Buah Mangunan terletak di Kecamatan Dlingo, kabupaten Bantul Yogyakarta. Lokasinya berjarak 15 kilometer dari kabupaten Bantul dan 35 kilometer dari pusat kota Jogjakarta. Kecamatan Dlingo punya beberapa lokasi wisata yang hits diantaranya Hutan Pinus Mangunan, Seribu Batu Songgo Langit dan Kebun Buah Mangunan.
masih sempat melihat sedikit kabut (dok.yayat)
Untuk menikmati pemandangan alam Kebun Buah Mangunan seluas 23 hektar ini kita cukup membayar tiket sebesar lima ribu rupiah per orang. Lokasi Kebun Buah Mangunan cukup mudah ditemukan karena area wisata ini selalu ramai dikunjungi wisatawan terlebih saat liburan dan akhir minggu. Tapi kudu hati-hati melewati jalan yang cukup sempit untuk satu mobil. Jalannya juga berbelok-belok melintasi pepohonan.
dua rusa yang gembira (dok.yayat)
Ketika saya dan keluarga datang ke sana, tak ada pohon yang sedang berbuah. Padahal aneka pohon buah ada di sini seperti pohon belimbing, durian, rambutan, jeruk, kelengkeng dan lain-lain. Mungkin bukan musimnya. Namun saya cukup gembira melihat pepohonan lebat dan rusa-rusa yang berlari-lari di kandangnya. Tujuan para wisatawan datang ke tempat ini memang bukan untuk melihat pohon yang lebat dengan buahnya tapi untuk menikmati negeri di atas awan... ya negeri di atas awan.
bagai negeri di atas awan (dok.yayat)
Negeri di atas awan adalah julukan untuk sebuah spot di area Kebun Buah Mangunan yang menjadi incaran para pengunjung. Di sebut negeri di atas awan karena spot ini adalah spot tertinggi di area kebun buah Mangunan. Dari spot ini kita bisa melihat seluruh kawasan pegununan Sewu yang penuh dengan pepohonan hijau. Asyiknya lagi, kawasan pepohonan ini akan dipenuhi kabut saat pagi-pagi sekali dan saat sore hari. Makanya waktu terbaik untuk berdiri di spot ini adalah pagi buta jelang matahari terbit dan sore jelang matahari tenggelam.
numpang narsis (dok.yayat)
Ya... memandang kawasan pepohonan hijau dengan sungai yang membelah dan dipenuhi kabut putih memang seakan-akan membuat kita ada di negeri di atas awan. Ketika saya datang, kabut putih masih ada walau tak sebanyak di pagi buta. Memandang Kawasan hijau dengan sedikit kabut ini sudah membuat saya sungguh senang. Ramainya pengunjung tak mengganggu saya menikmati pemandangan. Terlihat sungai Oya meliuk seksi membelah kawasan pegunungan sewu. Spot untuk melihat seksinya Oya dibatasi pagar kayu jadi jangan khawatir kita terperosok ke lembahnya.Â
Jika Anda datang kesiangan dan tak menemukan kabut putih jangan sedih. Memandang pepohonan hijau dari atas ketingggian sungguh membuat kita mensyukuri hidup. Jika bosan, telusuri saja rapatnya pepohonan dan jalan yang menurun dan menanjak di lokasi ini dan rasakan sensasi tersendiri. Banyak lokasi yang bisa kita ambil buat berfoto ria dan sungguh sayang jika tak meng-uploadnya ke akun sosial media kita. Ada gardu pandang yang saya sarankan untuk dinaiki jika Anda ke sini. Pemandangan dari gardu pandang ini cantik sekali.
Tersedia warung penjual makanan bila kita lapar. Aneka kopi, mie instant dan soto dijual di jejeran warung ini. Jangan khawatir soal harga, karena harga makanannya sangat wajar sama seperti makanan di pinggiran kota Jogja. Warung-warung ini dibangun di atas bangunan semen yang dikombinasi dengan kayu dan bambu. Hari yang beranjak siang membuat jejeran warung ini dipenuhi pengunjung yang lapar. Kebanyakan pengunjung  datang serombongan dengan anggota keluarganya.
narsis lagi di gardu pandang (dok.yayat)
Saya menyeruput segelas wedang uwuh panas sambil memandang orang-orang yang lalu lalang diantara rapatnya pepohonan. Jalan menurun dan menanjak yang saya lewati untuk sampai ke lokasi ini sungguh sebanding dengan segarnya hijau pepohonan. Cukup menyegarkan mata yang terbiasa memandang bangunan beton di Jakarta. Segelas wedang uwuh seharga empat ribu rupiah membuat semuanya sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya