Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Mimpi Anak Pulau, Kisah Nyata Jani Lasa Mengejar Mimpi

15 Agustus 2016   19:11 Diperbarui: 15 Agustus 2016   19:34 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Adegan di Mimpi Anak Pulau (dok.youtube)"

Anak-anak sering mengajari kita banyak hal. Soal keteguhan hati dan pantang menyerah meraih mimpi. Adalah Jani Lasa, anak usia sekolah dasar di sebuah daerah di pulau Batam.

Terlahir dari keluarga yang hidup teramat sederhana di era tahun 1950-1960, anak kedua dari empat bersaudara. Ayahnya yang seorang nelayan mengajari Jani bersampan ke tengah laut mencari ikan. Masa itu di pulau Batam memang kebanyakan penduduknya adalah nelayan yang memiliki sampan. Ikan yang berhasil ditangkap dijual ke Singapura beserta bahan pokok lain seperti kelapa kering.

Bapak Lasa, ayah Jani, adalah seorang ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya dan berupaya memenuhi kebutuhan anak-anaknya sekuat tenaga. Ibu Jani, Rubiah, adalah seorang ibu rumah tangga yang membantu penghasilan keluarga dengan menjual ramuan obat.

Karena penghasilan dari menjala ikan tidak seberapa, Jani sang bocah terpaksa bersekolah dengan tidak menggunakan sepatu. Jani memendam keinginan untuk memiliki sepatu idamannya, namun di sisi lain ia tak ingin menambah beban orang tuanya.

Presscon Mimpi Anak Pulau (dok.yayat)
Presscon Mimpi Anak Pulau (dok.yayat)
Sepatu inilah yang menjadi benang merah dari film Mimpi Anak Pulau. Saya menghadiri gala premiere nya di XX1 Epicentrum Kuningan Jakarta, Sabtu 13 Agustus 2016. Film Mimpi Anak Pulau merupakan film produksi Nadienne Batam Production dan Studiopro 1226. Disutradarai oleh Kiki Nuriswan, film ini dibuat berdasarkan kisah nyata yang dibukukan oleh Abidah El Khalieqy. Pak Gani Lasa (awalnya bernama Jani Lasa) turut hadir diacara gala premiere kemarin.

Pemeran tokoh Jani Lasa adalah Daffa Permana. Asing dengan nama ini? Wajar... karena Daffa adalah anak asli Batam yang baru kali ini main film. Anak-anak di film ini semuanya memang anak-anak Batam.

Mereka di casting khusus untuk main di film ini. Sengaja menggunakan anak-anak asli Batam karena dialek yang digunakan adalah bahasa Melayu, jadi lebih mudah untuk mereka. Tujuan lainnya adalah ingin memberi kesempatan pada anak-anak ini untuk menunjukan bakatnya. Meski mereka baru pertama kali berakting tapi akting mereka cukup bagus kok.

Pemeran Mimpi Anak Pulau (dok.yayat)
Pemeran Mimpi Anak Pulau (dok.yayat)
Ayah Jani Lasa diperankan oleh aktor kawakan kita, Ray Sahetapy. Ibu Rubiah diperankan oleh aktris cantik Ananda Lontoh. Dalam press conference sebelum pemutaran film, om Ray Sahetapy mengatakan bahwa film ini dibuat untuk menguatkan rasa nusantara kita karena kita hidup di negara kepulauan.

Sementara mbak Ananda Lontoh mengatakan hanya ada sedikit kesulitan mengenai dialek yang diucapkan karena melayu banget. Sayangnya selama syuting di Batam, mbak Ananda belum sempat mengeksplor pulau Batam karena sedikitnya waktu luang yang ia punya. Oh iya... film ini dibuat saat bulan Ramadhan. 

Ada pemain dari Malaysia juga di film ini seperti Dato Ahmad Tamimi karena diceritakan bahwa Jani Lasa ingin dibawa ke Kuala Lumpur tapi karena tak mau berpisah dengan ibunya, Jani menolak. Film  ini rencananya juga akan diputar di negara tetangga seperti Malaysia.

Pesan baik memang harus disebarkan dan film Mimpi Anak Pulau sarat dengan pesan baik bahwa untuk mencapai cita-cita itu janganlah gampang menyerah. Setiap kesulitan pasti ada jalannya dan kesuksesan adalah hak setiap orang, tinggal kita mau mencapainya atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun