Apa sih blogger? Apa bedanya sama wartawan? Dua pertanyaan ini saya terima saat saya menyambagi JCC dalam rangka gelaran Muslim Fesyen tempo hari. Si mbak yang bertanya pada saya penasaran karena “blogger” di sebut-sebut dalam sebuah acara talkshow di gelaran ini. Kebetulan si mbak duduk bersebelahan dengan saya menunggu dimulainya fashion show saat itu. Awalnya dia bertanya, apakah saya wartawan karena ia melihat saya aktif memotret di acara talkshow tadi. Saya bilang, saya bukan wartawan tapi blogger. Saya join di Kompasiana sejak 2009 tapi saya baru berani menyebut diri saya sebagai blogger itu dua tahun belakangan. Nggak pede saya menyebut diri saya blogger. Tulisan acak adul kok berani nyebut diri sebagai blogger. Saya cuma sebutir debu di trek Mugello.
Saya beri mbak tadi penjelasan mengenai apa itu blogger menurut versi saya. Singkatnya adalah blogger beda profesi dengan wartawan meski sama-sama menulis berita. Si mbak bertanya lagi, kenapa nggak jadi wartawan aja sekalian, kan wartawan dapat uang dan blogger nggak dapat uang. Si mbak kaget bukan kepalang saat saya bilang bahwa blogger itu bisa menjadi profesi yang menghasilkan uang kalau kita menjalaninya secara serius. Saya tidak bisa menyebut angka penghasilan seorang blogger untuk menjawab pertanyaan si mbak tadiyang memaksa saya menyebut bisa dapat uang berapa dari profesi blogger. Tapi nampaknya si mbak yakin bahwa penghasilan blogger termasuk besar saat saya bilang bahwa banyak teman-teman saya yang secara penuh menggantungkan hidupnya dari profesi blogger.
Salah satu blogger kawakan yang saya jadikan contoh buat si mbak adalah mbak Ani Bertha. Saya mengenal mbak Ani Bertha di awal saya gabung di Kompasiana. Saya ingat, dulu kalau ada acara Kompasiana, mbak Ani Bertha sering membawa anaknya ikut serta. Kemudian saya fokus dengan kesibukan saya di kantor dan tidak pernah lagi ketemu dengan mbak Ani Bertha. Sesekali saya baca kegiatannya via sosial media, nampaknya mbak Ani Bertha sibuk dengan kegiatannya juga. Saya takjub sekaligus senang melihat mbak Ani Bertha begitu maju dengan profesinya sekarang, menjadi seorang Blogpreneur. Saya beruntung bisa ikut mendengarkan sharing ringan tapi berdaging dari Mbak Ani Bertha disebuah cafe di daerah Kuningan Minggu 12 Juni 2016 lalu. Mbak Ani Bertha menjelaskan tentang apa dan bagaimana menjadi seorang Blogpreneur.
Kalau fondasi sudah terbangun, lanjutkan ke tahap kedua yaitu membangun interaksi. Dulu di Kompasiana ada istilah "buang sampah”. Istilah ini untuk orang yang menulis di Kompasiana lalu main tinggal aja.Komentar di tulisan tidak pernah ditanggapi. Menurut mbak Ani, penting untuk membangun interaksi dengan pembaca. Membalas semua komentar di blog kita terlihat sederhana, tapi itu bisa membuat interaksi kita dengan pembaca, yang akhirnya membuat pembaca nyaman datang ke tulisan kita. Interaksi di sosial media juga perlu. Lalu jangan lupakan interaksi di dunia nyata, lalukan interaksi secara offline untuk memperluas networking. Saat berinteraksi secara offline jangan lupa persiapkan perlengkapan. Kartu nama yang berisi informasi tentang kontak kita itu perlu lho. Ya secara gimana orang maumenghubungi kita kalo nggak kita kasih nomor kontaknya. Lalu.. selalu keep in touch. Jangan kasih kartu nama lalu melupakan orangnya.
Tahap selanjutnya adalah share pencapaian kita di sosial media. Narsis boleh asal tidak mengumumkan hal-hal yang pribadi di sosial media.Tapi bedakan narsis dengan pamer ya, narsis yang membuat orang termotivasi itu boleh. Misalnya, kita menang lomba blog, infoin aja biar yang lain termotivasi, tapi nggak perlu lah diinfokan berapa rupiah hadiah menang lomba blog itu. Jangan menulis hanya untuk lomba aja, tapi tulislah soal brand yang kita sukai meski itu free alias tanpa bayaran. Boleh juga kita menulis content untuk lembaga non profit secara free tentunya. Anggap aja ini buat nambah portofolio kita. Jangan serba menarik bayaran ya.
Apa aja sih peluang bagi seorang blogpreneur? Banyak banget. Job review adalah tulisan tentang review suatu produk. Ghost writer, menulis untuk orang lain. Masih ada lagi content writer dan content planner. Yang hobi bersosmed bisa mengambil peluang sebagai sosial media specialist. Lalu ada speaker, pembicara di sebuah acara. Event organizer, yang merancang sebuah acara. Buzzer management, ini adalah yang paling sering dilakukan oleh blogpreneur terutama yang punya sosial media dengan follower banyak. Terakhir ada social media consultant. Tentu masih banyak peluang usaha bagi seorang blogpreneur asal ia terus mengembangkan kemampuannya. Jadi.. tertarik untuk menjadi seorang blogpreneur?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H