Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cara Lebay Menghadapi Akhir Dunia 2012

16 Desember 2011   08:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:11 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_149878" align="aligncenter" width="602" caption="End of The World 2012, bakal terjadi? (dok.deshow.net)"][/caption]

Tahun 2012 cukup bikin heboh bagi banyak orang, perkaranya adalah karena ramalan bahwa akan terjadi kiamat di bulan Desember tahun 2012. Saya tak percaya dengan ramalan ini. Segala hal tentang kiamat biarlah menjadi rahasia Tuhan namun saya cukup menikmati berita-berita tentang kejadian ini.

Salah satu acara yang sedang asyik saya tonton adalah sebuah acara yang berjudul End of The World di BBC Knowledge. Minggu ini baru tayang seri pertama. Saya ingin berbagi sedikit mengenai acara televisi ini.

Banyak orang yang ternyata memandang serius ramalan kiamat ditahun 2012. Biarpun misalnya kiamat tak berlangsung secara horor (maksudnya bumi langsung meledak gitu) tapi mereka meyakini bahwa peristiwa besar yang akan sangat mempengaruhi kehidupan akan terjadi.

Peristiwa itu semacam susahnya mencari bahan-bahan pokok, terjadi huru-hara di berbagai tempat dan kehancuran ekonomi dimana-mana. Untuk itu mereka telah menyiapkan diri sejak sekarang agar dapat bertahan hidup saat peristiwa itu terjadi.

Sebut saja David, tinggal di sebuah negara bagian di Amerika. Dia dan keluarganya menyiapkan diri untuk menghadapi “akhir dunia” dengan cara menanam sayur-sayuran dan memelihara hewan yang bisa dikonsumsi. Tujuannya sederhana, nanti ketika bahan makanan sulit dicari, ia dan keluarganya tak perlu pusing-pusing, tinggal naik ke atap rumah tempat ia berkebun dan memelihara hewan tadi dan taraaaaa… silakan mau makan apa, di situ segalanya ada.

Mister David ini memperhitungkan dengan cermat bagaimana tanaman dan hewan ini bisa hidup. Pupuk untuk tanaman dan makanan untuk hewan asalnya ya dari tanaman dan hewan itu sendiri. Kotoran ayam buat pupuk tanaman dan sebagian unsur tanaman buat makanan hewan. Anda yang mengerti soal pertanian pasti tahu tentang ini. Saya terkagum-kagum melihatnya.

Lain lagi dengan seorang ibu rumah tangga, sebut saja namanya Lisa. Lisa memilih cara ekstrem untuk mempersiapkan diri menghadapi akhir dunia. Dia membeli bahan-bahan makanan kering, misal biji-bijian, pasta kering dan lainnya dalam jumlah besar lalu bahan-bahan makanan ini ditimbun di ruangan di rumahnya yang memang disiapkan sebagai gudang makanan. Seperti apa gudangnya? Kalau Anda tahu gudang penyimpanan barang-barang di hypermarket ya seperti itulah penampakannya. Ekstrem banget ya.

Nggak takut kadaluarsa? Oh dia sangat cermat memperhitungkan tanggal kadaluarsa makanan-makanan itu. Yang tanggalnya sudah dekat kadaluarsa dimakan olehnya dan keluarganya. Lalu dia akan beli makanan kering lagi sebagai pengganti makanan yang telah dimakan. Belinya dalam jumlah besar lho. Karena itu agar tak menimbulkan kecurigaan tetangga, ia meminta pihak toko mengantar makanan itu waktu malam hari. Hmm… semacam ribet.

Ada seorang lagi yang pakai cara ekstrem juga, sebut saja namanya Lewis. Sama seperti Lisa, ia juga membeli bahan-bahan makanan kering dan menimbun di gudangnya. Namun ia juga menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan dengan cara mempersenjatai diri. Ia membeli beberapa senjata api dan melatih diri menggunakannya. Bukan cuma ia, tapi keluarganya berlatih juga.

Setiap hari Lewis dan keluarganya berlatih menembak dengan sekumpulan orang yang punya cara yang sama dalam menghadapi akhir dunia. Nggak nyaman saya melihat anak-anak berlatih memegang senjata dan mencoba menembak sasaran. Kalau salah tembak bagaimana?

Lewis beralasan bahwa menjelang kiamat akan terjadi huru-hara besar, maka tindakan penjagaan diri diperlukan. Bagaimana bisa menjaga diri kalau tak bisa memegang senjata api? Sebelum kita ditembak, ya kita tembak duluan, begitu kasarnya.

Setelah melihat bagaimana cara orang-orang ini menghadapi kiamat atau akhir dunia Anda pasti akan berkomentar dengan satu kata, lebay. Namun orang memang punya cara masing-masing dalam menghadapi peristiwa ini. Mau pakai cara lebay atau tidak intinya cuma satu, dia yang siap dia yang akan survive. Anda punya persiapan apa?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun