Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Walk The Talk !

16 April 2010   08:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_119760" align="alignleft" width="300" caption="sumber www.dreamstime.com"][/caption] Ijinkan saya menulis cerita tentang seorang Mahatma Gandhi. Diambil dari buku Happines Inside yang ditulis Gobind Vashdev. Suatu hari, seorang ibu membawa anaknya datang kepada Gandhi, dan berkata, "Gandhi, maukah engkau menasehati anak saya ini ? Dia mempunyai sebuah penyakit, yang untuk kesembuhannya, dia tidak boleh mengonsumsi garam. Saya dan keluarga bahkan dokternyapun sudah berulangkali menasehatinya, namun dia masih tetap makan garam. Saya sudah kehabisan kata-kata, tolonglah saya, siapa tahu dia akan menurutimu." Dengan tersenyum dan suara lembut Gandhi berkata, "Ibu, sekarang saya tidak bisa berkata apa-apa, silakan ibu pulang dan bawa anak ibu kesini minggu depan." "Gandhi, anak itu di depanmu sekarang, tidak bisakah kau sekarang menasehatinya?" kata si ibu. Gandhi dengan senyum yang selalu di bibirnya hanya menggelengkan kepalanya yang menandakan tidak. Dengan perasaan campur aduk, ibu itu pulang dan tepat satu minggu mereka berdua ada di hadapan Gandhi. "Saya sudah menunggu satu minggu," kata ibu itu kepada Gandhi, "Sekarang berikan nasihat itu." Kemudian Gandhi datang mendekat ke anak itu, dan menasehati anak itu untuk tidak makan garam. Apa yang dikatakan Gandhi tidaklah istimewa, tidak ada sesuatu yang baru, hanya sebuah nasihat yang sederhana, tidak lebih. Pada saat itu sang ibu merasa sedikit kecewa karena dalam penantiannya satu minggu dia berharap Gandhi akan melakukan sesuatu yang lebih daripada kata-kata biasa. Tidak lama kemudian, Gandhi meminta ibu dan anak itu pulang, kali ini perasaan ragu-ragu menyelimuti si ibu. Si Ibu tidak yakin ini akan berhasil. Namun yang terjadi sebaliknya, anak ini berhenti makan garam. Ibunya berpikir mungkin ini hanya akan terjadi satu atau dua hari, tetapi kenyataannya lebih dari itu, anak itu total berhenti makan garam selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Didorong rasa penasaran yang tinggi, seorang diri ibu ini menghadap Gandhi untuk ketiga kalinya dan langsung bertanya, " Gandhi, rasa apa yang kamu miliki sehingga kamu bisa membuat anak saya berhenti makan garam?" tanya si ibu. "Kata-kata yang kamu ucapkan adalah kata-kata biasa, saya sering menasehatinya dengan cara yang sama. Menurut saya dokternyapun menasehati dengan cara yang lebih baik, tapi mengapa anak saya menurut kepadamu?" Dengan lembut Gandhi menjawab pertanyaan ibu ini dengan jawaban, "Ibu masih ingat pada kali pertama ibu ke sini dan saya meminta ibu datang satu minggu kemudian ?" Si ibu menjawab, "Ya itu dia, kenapa, terus terang saya masih penasaran." "Pada saat itu saya belum bisa menasehati anak ibu untuk berhenti makan garam, karena pada saat itu saya masih mengonsumsinya, sepulang ibu, saya berhenti makan garam, sampai kemudian ibu datang lagi, baru saya bisa berbicara untuk tidak makan garam kepada anak ibu." Demikian Gandhi menjawab. Foot Note : Jangan minta orang lakukan kata-kata yang tak bisa kau lakukan. Ini ditulis untuk saya yang sering lupa walk the talk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun