Mohon tunggu...
Yayasan Dwi Asih
Yayasan Dwi Asih Mohon Tunggu... Lainnya - admin

yayasan penyalur baby sitter dan pembantu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Ciung di Kawasan Amin Supriyadi Karawang

1 Agustus 2022   08:21 Diperbarui: 1 Agustus 2022   08:25 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kisah Ciung di Kawasan Amin Supriyadi Karawang - Tentang sejarah Jawa Barat ga bisa jauh dari keberadaan Kerajaan Galuh. Salah satu kerajaan yang termasyur dan di segani pada jamannya itu mempunyai kawasan penaklukan yang cukup luas. Jangkauan kekuasaannya mencakup dari wilayah ujung kulon Jawa Barat sampai ujung timur Pulau Jawa, yaitu Sungai Berantas di dekat Surabaya.

Salah satu situs jejak peninggalan Kerajaan Galuh tersebut masih dapat dilihat sampai sekarang. Yaitu Situs Karang Kamulyan yang berada di Desa Karang Kamulyan, Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Situs yang berada di antara hutan lindung ini dipercayai ada jejak peninggalan Kerajaan Galuh. 

Situs Karang Kamulyan berlokasi di antara perbatasan antara Ciamis dan Banjar. Kini situs itu tidak hanya punya Kabupaten Ciamis, namun juga punya nasional pasalnya sudah termasuk Benda Cagar Budaya yang dilindungi oleh pemerintah. penyebabnya karena di kompleks situs itu ada jejak peninggalan sejarah Kerajaan Galuh lengkap dengan benda-benda bersejarahnya. Perjalanan Kerajaan Galuh tidak dapat dilepaskan dari cerita perjuangan Ciung Wanara yang begitu melegenda. 

Kisahnya menggambarkan hubungan budaya antara orang Sunda di Pulau Jawa yang tinggal di bagian barat dan Jawa Tengah. Karena melegendanya nama Ciung Wanara, pahlawan nasional Indonesia dari Bali, I Gusti Ngurah Rai menamakan pasukannya dengan nama Ciung Wanara karena di dalam pertempuran Puputan Margarana sedang perang sama Belanda. Berdasarkan cerita sejarah, legenda Ciung Wanara di mulai pada saat Kerajaan Galuh diperintah oleh Raja Prabu Permana. 

Setelah itu dia mempercayakan kerajaannya kepada menteri Aria Kebonan yang dikenal dengan nama Prabu Barma Wijaya, di kerajaan itu tinggal 2 istri raja yang bernama Dewi Pangrenyep dan Dewi Naganingrum. Terus kedua istri raja itu hamil bersamaan, Dewi Pangrenyep melahirkan lebih dulu yaitu anak laki-laki yang diberi nama Hariang Banga. Sementara itu Dewi Naganingrum yang masih mengandung juga diketahui berjenis kelamin laki-laki, dianggap sebagai ancaman bagi tahta Prabu Barma Wijaya dan penerus kerajaan selanjutnya.

Akhirnya Prabu Barma Wijaya bersama Dewi Pangrenyep menyusun strategi jahat untuk menyingkirkan bayi laki yang dikandung oleh Dewi Naganingrum. Tiba saatnya waktu kelahiran, bayi laki-laki tampan yang dilahirkan oleh Dewi Naganingrum ditukar dengan bayi seekor anjing. Sedangkan bayi laki yang dikemudian hari menjelma sebagai Ciung Wanara itu dibuang ke Sungai Citanduy. 

Ga cukup sampai di situ, Prabu Barma Wijaya bersama Dewi Pangrenyep kemudian berusaha untuk menyingkirkan Dewi Naganingrum dari istana. Kemudian disuruhlah Uwa Batara untuk membunuh Dewi Naganingrum. Konon Jelmaan Prabu Siliwangi Perintah itu dilaksanakan dengan membawa sang ratu ke hutan, tetapi eksekusi ga dilakukan karena Uwa Batara Lengser mengetahui jika Dewi Naganingrum tidak bersalah dan telah menjadi korban fitnah.

Di samping itu, anak dari Dewi Naganingrum yang dihanyutkan ke Sungai Citanduy dalam keranjang ditemukan warga di sekitar bantara Desa Geger Sunten, dan dirawat sampai dewasa. Menjelma menjadi anak yang gagah dan kuat, pemuda itu kemudian diberi nama Ciung Wanara.

Dia kemudian mengetahui bahwa orang tuanya bukan berasal dari desa dimana dia dirawat dan menjadi dewasa. Ciung Wanara kemudian mencoba menelusuri asal usul orang tuanya dengan mendatangi Kerajaan Galuh. Dia ditemani oleh seekor ayam jantan yang kuat.

Itulah cerpen Kisah Ciung di Kawasan Amin Supriyadi Liu Karawang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun