Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wakaf Sumur, Pupus Dahaga Warga Pemukiman Tandus di Kupang

2 Mei 2017   11:18 Diperbarui: 2 Mei 2017   11:20 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[CENTER][IMG]https://newsroom.act.id/upload/2017/04/41.JPG[/IMG]

ACTNews. KUPANG – Ketersedian air bagi kehidupan sangatlah penting. Air menjadi sumber penunjang kehidupan manusia yang paling vital, kekurangan suplai air akibat kemarau yang menyebabkan kekeringan, bisa menjadikan ancaman kelaparan bagi kehidupan manusia.  

Di Indonesia  kawasan yang sering mengalami kekurangan air bersih adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur/NTT, salah satu provinsi yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste ini, menjadi provinsi yang sering mengalami problem kekeringan dan kekurangan  air bersih. Air bersih di beberapa wilayah di provinsi NTT menjadi  hal yang paling dibutuhkan.

Keadaan topografi serta Iklim di beberapa wilayah di NTT sangat berbeda dengan di provinsi atau wilayah lainnya di Indonesia. Wilayahnya yang kering, tandus dengan keadaan tanahnya bercadas (bebatuan) terpapar luas di NTT, hujan pun sangat jarang turun di wilayah ini. Bahkan ketika di beberapa wilayah di Indonesia mengalami musim hujan, sampai di beberapa wilayah lain mengalami bencana banjir, di NTT malah terjadi kekeringan.

Misalnya yang terjadi pada Februari 2016 lalu, enam dari 22 kabupaten/kota di NTT secara resmi mengumumkan perpanjangan waktu darurat kekeringan. Kabupaten yang memperpanjang masa darurat kekeringan terlama adalah Sabu Raijua, yakni sampai dengan akhir Desember 2016, padahal di beberapa wilayah lainnya di Indonesia sedang musim hujan.  

[IMG]https://newsroom.act.id/upload/2017/04/dsc_2335.JPG[/IMG]

Fenomen tersebut juga diakui Presiden Republik Indonesia Jokowi, menurutnya problem di  NTT hanyalah air. Jokowi yakin, apabila persediaan air terpenuhi, NTT akan berkembang. Jika ada air, masyarakat bisa memanfaatkannya untuk pengembangan potensi pertanian, seperti jagung dan bawang merah. "Kalau ada air, mau tanam jagung atau apa saja juga bagus. kuncinya air," tuturnya.  

Aksi Cepat Tanggap/ACT melalui Program turunan Global Wakaf nya yaitu Program Wakaf Sumur, berusaha membantu penyediaan air bersih untuk masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia, salah satu provinsi yang menjadi prioritas program ini adalah Provinsi NTT.

Program Wakaf Sumur ACT terkini berkolaborasi dengan H. Zamril Zakir salah satu donatur BNI Syariah, dilakukan di wilayah tandus di Kota Kupang, yaitu Kelurahan Namosain, Kecamatan Alak. Wilayah tersebut memiliki jumlah penduduk yang cukup padat, sebagian besar masyarakatnya masuk dalam kategori pra-sejahtera, yang mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan.    

Selama ini kebutuhan air bersih di Kelurahan Namosain hanya mengandalkan air dari Perusahaan Daerah Air Minum/PDAM Kota Kupang. Mahalnya biaya pemasangan air PDAM membuat tidak semua warga mampu memiliki aliran PDAM dirumah mereka. Selain itu, ketersediaan air PDAM Kota Kupang selama ini, sering mengalami gangguan kekeringan, sehingga suplai air yang didistribusikan sering macet (tidak mengalir), terutama saat musim kemarau.

[IMG]https://newsroom.act.id/upload/2017/04/whatsapp_image_2017_04_26_at_5.06.08_pm.jpeg[/IMG]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun