Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Video Call Pertemukan Rohingya Aceh dan Malaysia

8 Juli 2015   13:56 Diperbarui: 8 Juli 2015   13:56 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panggilan-Video Pertemukan Rohingya Aceh dan Malaysia

ACTNews, ACEH UTARA –  Kiprah para relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dalam menangani pengungsi etnis Rohingya terus menarik perhatian berbagai pihak. Kali ini Channel News Asia – Singapura,yang berkunjung ke lokasi Integrated Community Shelter/ICS Gampong Blang Adoe, Kuta Makmur Aceh Utara meminta bantuan salah seorang relawan, Sispriani atau Siska (45).
 
Bukan hanya meminta Siska menjelaskan aksi ACT selama menangani para pengungsi dan  keberadaan ICS, namun juga memfasilitasi persuaan setelah 3 tahun antara pengungsi Rohingya yang berada di Aceh dengan kakaknya yang berada Malaysia. “Iya, kita bantu mereka mempertemukan Muhammad Ismail yang masih dirawat di RS Cut Meutia Lhokseumawe dengan kakaknya Nurjanah yang ada di Malaysia, lewat video-call. Dan mereka meliputnyajelas Siska, Rabu (1/7) silam
 
Justin Ong (36), Pengarah Program dari TV Channel News Asia mengungkapkan terima kasihnya atas bantuan relawan ACT. Ia menjelaskan program ini merupakan acara dokumenter bertema pengungsi Rohingya yang ditayangkan ke seluruh Asia. Tayangan dokumenter itu mengisahkan perjalanan etnis Rohingya mencari suaka hingga ke Thailand, Malaysia dan Aceh dengan segala bentuk kesulitan dan penderitaannya.
 
“Termasuk mengupas apa masalah sebenarnya yang terjadi di Myanmar dan bagaimana warga Aceh bisa membantu mereka. Kami harap orang akan melihat, dan tahu lebih tentang Rohingya,” jelas Justin. Mengenai kompleks shelter  yang dibangun ACT, Justin mengungkapkan keterkejutannya melihat fisik shelter. Pihaknya tak mengira ACT menyiapkan kompleks shelter sedemikian rupa sehingga terlihat nyaman untuk ditempati oleh pengungsi.   
  
“Ini (ICS) sangat memanusiakan pengungsi. Ada pelatihan lifeskill untuk menolong mereka berdikari juga. Jika tidak seperti ini (ada pelatihan pemandirian) pengungsi akan menikmati bantuan saja, tidak bisa menolong dirinya. Saya melihat ACT berusaha membangkitkan mereka dari keterpurukan,” tutur Justin menambahkan kesannya. Justin berharap  semakin banyak bertemu NGO seperti ACT yang begitu totalitas membantu pengungsi Rohingya. “Saya kagum melihat para relawan ACT, yang tulus membantu mengurus pengungsi Rohingya ini.” (mhjr)

Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun