Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudah Empat Hari Banjir di Muaro Bungo Belum Surut

6 Maret 2017   11:26 Diperbarui: 6 Maret 2017   22:00 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[CENTER][img]https://newsroom.act.id/upload/2017/03/whatsapp_image_2017_03_05_at_18.08.32.jpeg[/img][/CENTER]

[CENTER]

ACTNews, MUARO BUNGO - Selagi seluruh fokus respons bencana banjir mengarah ke Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, beberapa wilayah lain di Pulau Sumatera dihantam cerita banjir serupa. Bahkan melansir kabar seorang relawan Aksi Cepat Tanggap yang bermukim di Jambi, banjir di Kabupaten Muaro Bungo, Jambi sudah empat hari belum juga surut.

Belasan desa di Muaro Bungo terendam banjir sejak Kamis (2/3) pekan lalu. Sampai Ahad malam kemarin (5/3) sejumlah desa masih terendam. “Ketinggian air banjir yang kemarin 3 meter mulai surut, sisa satu meter air banjir di dalam rumah,” kata Rohman relawan ACT melaporkan dari Jambi.[/CENTER]

[CENTER][img]https://newsroom.act.id/upload/2017/03/whatsapp_image_2017_03_05_at_18.08.47.jpeg[/img][/CENTER]

[CENTER]

Luapan air banjir di Muaro Bungo berawal dari tiga sungai besar sekaligus. Hujan deras sejak akhir Februari kemarin memicu meluapnya tiga sungai besar, yakni Sungai Batangbungo, Batangtebo, dan Batangpelepat. Ketiga sungai ini pun hulunya berasal dari aliran sungai besar Batanghari.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bungo mencatat, setidaknya ada sembilan kecamatan terdampak [URL="http://blog.act.id/bantuan-donasi-banjir-dan-longsor-sumbar"]banjir[/URL]. Jumlah rumah warga yang masih terendam sampai hari ke-4 banjir mencapai 1.775 unit rumah. Meski demikian, angka yang dirilis BPBD Bungo ini hanya perkiraan sementara, sebab hujan deras masih terjadi setiap hari. Jika intensitas hujan tetap lebat, sejumlah wilayah terdampak banjir di Bungo belum akan surut.[/CENTER]

[CENTER][img]https://newsroom.act.id/upload/2017/03/whatsapp_image_2017_03_05_at_18.08.39.jpeg[/img][/CENTER]

[CENTER]Beberapa wilayah paling parah digulung banjir tersebar di puluhan desa, di antara di Kecamatan Pelepat, Pelepat Ilir, Bathin III Ulu, Bathin VII, Bathin VIII Babeko, Muko-Muko, Bungodani, Rantau Pandang dan Pasar Muarobungo.

Sementara itu, berdasarkan laporan dari Rohman dan tim relawan ACT di Jambi, wilayah yang masih terendam banjir sampai Ahad malam kemarin (5/3) berada di pinggiran sungai besar Batanghari, meliputi Desa Sungai Buluh, Simpang Jambi, Sungai Pinang, Jaya Setia, Kampung Lereng, dan Purwobakti.[/CENTER]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun