Dua bulan sudah kabut asap mengepung Kalimantan. Tanah Borneo sama sekali tak nampak jika dilihat menggunakan citra satelit 3 dimensi dari luar angkasa. Pasalnya satelit NASA hanya bisa menggambarkan Kalimantan yang tak terlihat tertutup elemen putih. Bukan awan buruk, bukan pula badai yang berada di atas Kalimantan. Tetapi Tanah Borneo tertutup oleh kabut asap.
Selimut asap mengepung hampir semua wilayah Kalimantan. Dari sisi utara ke Selatan, dari Timur ke Barat pekat dikepung asap. Jangan bayangkan kabut asap yang berwarna putih senyaman menghirup kabut pagi yang menyegarkan. Jika kabut pagi penuh dengan embun-embun air sisa pengupan di malam hari, Kabut asap penuh dengan racun, karbon sisa pembakaran, dan bau menyengat yang menyesakkan rongga hidung dan pernapasan.
Bencana kabut asap pun tengah berubah menjadi tragedi. Tanpa bisa dihentikan, asap malah makin pekat menyelubungi Pulau Kalimantan. Spekulasi pun merebak, siapa yang bertanggung jawab terhadap kebakaran hutan pemicu asap ini? Siapa sesungguhnya penyumbang asap terbesar? Mungkinkah asap kebakaran hutan muncul secara tak sengaja karena kemarau panjang? Atau ada pelaku yang sengaja membakar asap?
Lantas siapa pelakunya? Petani masyarakat lokal? Atau mungkin pemilik izin lahan konsesi yang rata-rata adalah perusahaan perkebunan besar? Pertanyaan-pertanyaan itu menyeruak ke permukaan.
Dilansir Mongabay, Tercatat, tidak kurang dari 42.183 hektar lahan di Kalimantan Barat ludes terpanggang api. Areal terbakar faktanya berada di atas lahan 40 perusahaan perkebunan kelapa sawit. Luasan ini menempati peringkat tertinggi dengan total luasan hutan yang terbakar mencapai 24.529 hektar. Lalu ditambah lagi dengan api kebakaran hutan yang memanggang kawasan hutan tanaman industri (HTI) yang dikuasai tiga perusahaan seluas 1.728 hektar.
Si jago merah juga terpantau mengamuk di atas lahan masyarakat seluas 15.926 hektar. Dari jumlah total luas areal yang terbakar, 25.613 hektar di antaranya adalah lahan gambut. Data ini diambil dari citra satelit Landsat pada pertengahan Juli 2015 hingga Oktober 2015. Tiga kawasan hutan yang terbakar dan memicu kabut asap sangat pekat di Kalimantan adalah lahan perkebunan sawit, hutan tanaman industri, dan lahan masyarakat.
Berdasarkan simpulan data di atas dapat diketahui bahwa penyumbang asap terbesar memang terbukti adalah perusahaan-perusahaan besar perkebunan. Siapa saja penyumbang kabut asap terbesar yang tak punya hati nurani itu?
Dikutip Mongabay, pelaku penyumbang asap terbesar di tanah Kalimantan, khususnya lahan Kalimantan Barat adalah PT. Abadi Mulia Sentosa, PT. Agro Lestari Mandiri, PT. Bumi Perkasa, PT. Fajar Saudara Lestari, PT. Gerbang Benua Raya, PT. Jalin Vaneo, PT. Kalimantan Agro Pusaka, PT. Kayong Agro Lestari, PT. Kusuma Alam Sari, dan PT. Sebukit Inter Nusa.
Berapa di antara mereka yang kini sedang ditindak pemerintah lewat penegak hukum yang berwenang? NIHIL!