Bencana asap nampaknya sudah akan berubah menjadi tragedi mengerikan. Bencana kebakaran hutan yang enggan untuk padam justru makin hari makin menambah buruk kondisi kepekatan kabut asap. Tertanggal 22 Oktober 2015, tengok saja bagaimana kondisi kabut asap yang mengepung Riau dan Palangkaraya, jarak pandang makin hancur, hanya menyisakan 20 meter saja dari yang seharusnya lebih dari ribuan meter jarak pandang di hari normal.
Namun ironisnya, kondisi duka dan derita yang dirasakan oleh jutaan warga Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Palangkaraya tak membuat jera dan iba para pelaku pembakar lahan. Justru hati dan mata mereka seakan terbutakan oleh keuntungan ekonomi semata dari melimpahnya uang mengalir di bisnis perkebunan kelapa sawit.
Hal ini dibuktikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho ketika tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya yang memuncak di ubun-ubun setelah melihat ulah perusahaan pelaku pembakar hutan dan lahan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pasalnya Purwo Nugroho melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kejamnya para pembakar lahan di Palangkaraya sama sekali tak terbuka hatinya, di lokasi bekas terbakarnya lahan yang berhasil dipadamkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana kini telah ditumbuhi oleh bibit sawit! Edan!
Rasa kesal dan miris ini dicurahkan Sutopo lewat akun twitter pribadi miliknya @Sutopo_BNPB. Dalam linimasa twitter, Sutopo mengunggah sebuah foto bekas terbakarnya lahan namun nampak jelas bagaimana bentuk bibit kelapa sawit sudah ditanam entah oleh siapa dalam beberapa hari pasca lahan itu dipadamkan oleh BNPB.
Dalam gambar yang dunggah oleh Sutopo, bibit tunas kelapa sawit berwarna hijau muda nampak kontras dengan lahan hutan yang hitam legam terbakar. Di atas gambar itu, Sutopo menyertakan keterangan, “Lahan bekas kebakaran hutan di Nyaru Menteng Palangkaraya sudah ditanami kepala sawit. Habis bakar terbitlah sawit.”
Sutopo mengatakan, bahwa gambar itu sudah diverifikasi olehnya dan didapatkan dari relawan BNPB yang memadamkan hutan di lapangan. Sebuah gambar yang menunjukkan kenyataan ironis bahwa nyata betul pelaku pembakar lahan itu sudah tertutup mata, telinga, dan hatinya.
Bagi para perusahaan pelaku pembakar lahan, mereka sama sekali tak peduli dengan jeritan keras jutaan masyarakat terdampak kabut asap akibat pembakaran lahan di Kalimantan Tengah. Yang mereka pikirkan hanya uang, uang, dan keuntungan berlimpah.
Skemanya serupa, para perusahaan besar pemilik izin konsesi lahan di Kalimantan Tengah sengaja membakar lahan dengan alasan membuka lahan. Setelah itu kebakaran menjadi tak terkendali dan membawa asapnya hingga ke Kota Palangkaraya. Mereka kemudian bersembunyi dan kemungkinan mudah lolos dari jeratan hukum. Setelah api padam para perusahaan besar alat berat untuk membersihkan dan merapikan tanah, lalu membuat sekat untuk kemudian ditanamani kelapa sawit menjelang musim hujan.
Ironis!
(cal)
img : CNN