Konflik Suriah terus mengundang duka. Jutaan jiwa penduduk Suriah mau tak mau, suka tak suka harus beranjak dari negerinya sendiri, lari dari konflik yang sedang mengepung Suriah sejak 4 tahun terakhir. Konflik Suriah pada awalnya pecah karena desakan warga sipil yang menuntut mundur rezim buruk Presiden Bashar al Assad. Namun bukannya mundur, rezim Bashar al Assad berikut tentara militer setianya malah menyerang balik masyarakat Suriah dengan bom dan senjata perang lengkap.
Hingga akhirnya selama beberapa tahun muncul embrio pemberontak militan yang makin memperkeruh suasana konflik Suriah. Salah satu yang menyita perhatian dunia dan membuat geram hampir semua kekuatan militer dunia adalah kekejaman militan ISIS dan militan Kurdi.
Dilansir dari CNN Indonesia, kelompok militan Kurdi yang dikenal dengan sebutan Unit Perlindungan Rakyat atau YPG adalah kelompok militan yang terbentuk dalam keruhnya perang Suriah. Diketahui pula kelompok militan Kurdi ini bisa berkembang kuat karena kekuatan militernya disokong oleh Negeri Paman Sam. Amerika Serikat memberikan bantuan militer pada militan Kurdi ini disebabkan karena militan Kurdi dianggap sukses dalam memukul mundur teroris ISIS.
Namun ternyata, kelompok militan Kurdi atau YPG ini dituduh pula telah melakukan beragam kejahatan perang di beberapa tempat di Suriah. Betulkah tuduhan tersebut?
Berikut adalah 2 bentuk kejahatan perang Militan Kurdi yang terekam dalam medan pertempuran konflik Suriah:
- Militan Kurdi terbukti telah melakukan penghancuran rumah milik warga sipil Suriah
Seperti yang dilansir pemberitaan CNN, militan Kurdi dalam beberapa kasus telah meneror masyarakat Suriah dengan menghancurkan rumah warga sipil, meruntuhkan dan bahkan membakar seluruh desa. Mengusir ribuan jiwa warga Suriah tanpa dasar militer dan darurat perang yang bisa dibenarkan sama sekali.
- Militan Kurdi terbukti telah mengusir paksa warga Arab dari tanah Suriah
Lembaga Amnesty Internasional dalam rilisannya yang dikutip oleh CNN telah memiliki bukti nyata kejahatan perang Militan Kurdi dengan memaksa warga keturunan Arab dan Turkmen yang bermukim sekian generasi di utara Suriah untuk menyingkir dari rumah dan harta benda mereka. Tindakan sewenang-wenang ini dilakukan atas perintah dari Partai Serikat Demokrasi. Partai politik Kurdi yang menguasai wilayah Utara Suriah sejak Januari 2014 lalu. Tindakan pengusiran warga Arab dari pemukimannya dan membiarkan ribuan jiwa menjadi tuna wisma ini dilakukan setelah militan Kurdi menganggap bahwa warga Arab dan Turkmen di Suriah ini telah mendukung kelompok militan ISIS dan kelompok militan lainnya yang makin bertebaran di Suriah. Ribuan rumah warga di Desa Husseiniya dekat Tel Hamees rata dengan tanah.
Dalam medan pertempuran konflik Suriah, kehadiran Amerika Serikat yang ikut membantu menyokong militan Kurdi memang dianggap sebagai kesalahan fatal. Selama beberapa tahun terakhir perang Suriah berlangsung, Militan Kurdi atau YPG dianggap sebagai organisasi teroris yang memerangi ISIS. Namun akibat pertempuran saudara ini, sedikitnya sudah ada 250 ribu jiwa warga sipil Suriah harus meregang nyawa di tengah konflik Suriah.
Sampai kapan perang Suriah yang penuh ego dan keserakahan ini dapat berakhir? Mungkinkah tanah Suriah kembali damai seperti kemarin? (cal)
img : neoavatara