Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Es Krim dan Pantomim Bahagiakan Anak-Anak Rohingya

19 Mei 2015   13:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:50 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
anak-anak rohingya di hibur di aceh

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="anak-anak rohingya di hibur di aceh"][/caption] Anak-anak pengungsi Rohingya nampak berpendar-pendar matanya. Sesekali bibir mereka tersenyum. Yang lainnya malah  tergelak melihat aksi kocak pantomim para relawan mahasiswa di atas panggung. Tepuk tangan anak-anak itu pun membahana. Para penghibur itu berasal dari  relawan mahasiswa yang tergabung dalam Rajut Universitas Samudra, Langsa. Kerjasama dengan ACT menghibur mereka dengan sajian pantonim di sekitar Posko Aksi Cepat Tanggap di Pelabuhan Kuala Langsa, Senin (18/5/2015). Saat tim relawan lain dari ACT membagi-bagikan es krim, kebahagiaan anak-anak itu pun makin membuncah. Para pengungsi pun ikut unjuk gigi menyanyikan lagu daerah dalam bahasa Burma. ACT memang sengaja memesan esk krim dengan volume yang cukup untuk 150 anak-anak pengungsi yang mulai tumbuh remaja itu. “ Meskipun hanya berjumlah 60 anak, saya minta tim even pesan es krim untuk 150 anak. Karena pasti sebagian mereka kepingin nambah,  dan ada juga ibu mereka yang ikut nimbrung. Belum para relawan yang juga ingin menjilat segarnya es krim di tengah panasnya pelabuhan Kuala Langsa ini,” ujar Apiko JM dari ACT. Menurut Adi, Perwakilan dari Rajut, kegiatan ini untuk menghibur para pengungsi Rohingya khususnya anak-anak agar ceria kembali setelah mengalami masa sulit di Myanmar dan perjalanan panjang  di laut yang serba ketakutan dan kelaparan. Maimunah, Relawan ACT yang ikut menyemarakkan aksi trauma healing ini mengungkapkan keprihatinannya pada pengungsi. Umumnya anak-anak sulit tersenyum, apalagi mereka mengalami kendala bahasa. “Hanya satu dua orang pengungsi yang menguasai bahasa Inggris dan A rab, sehingga kami sedikit kesulitan melakukan komunikasi dengan mereka”, ujar Mai, yang fasih berbahasa Arab. (sty,ajm) Sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun