Ternyata, kabut asap dan kebakaran hutan terus membawa kabar duka. Tak hanya peristiwa darurat kabut asap yang telah membawa derita korban sakit sesak napas hingga kematian beberapa balita di Sumatera, bencana kebakaran hutan kembali menelan korban jiwa, merenggut ajal anak manusia karena kesalahan dan keteledorannya sendiri yang tak mampu menjaga hutan dan alam.
Dikabarkan oleh media nasional, pada Minggu (18/10) tahun 2015, bencana kebakaran hutan kembali terjadi di area Gunung Lawu, Jawa Tengah. Api besar membakar dan menghanguskan sejumlah titik. Sulitnya akses pemadaman yang berada di atas gunung membuat api berkobar kencang sulit dikendalikan. Akhirnya api terus menjalar. Kabar buruknya, ada sejumlah pendaki yang terjebak di tengah kobaran api kebakaran hutan Gunung Lawu. Usai api padam, ada enam orang pendaki yang nampak terbujur kaku tak bernyawa. Dua orang lainnya kritis, diduga mereka mengalami keracunan karbon kebakaran hutan dan terbakar api, dan terkena kobaran api, terjebak dalam api yang sulit dipadamkan.
Berikut kronologi Kebakaran Hutan Gunung Lawu yang Tewaskan 6 Pendaki:
Dilansir dari laman Mongabay, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan awalnya pada pukul 08.00 WIB di Minggu pagi, kepulan asap pekat nampak mengepul di sekitar Pos 3 Cemoro Sewu. Akhirnya sejam kemudian, sekitar pukul 09.00 WIB tim gabungan dari Perhutani, anggota Koramil 0804/02 Plaosan dan masyarakat sekitar lereng Gunung Lawu bergegas bersama menuju lokasi kejadian untuk operasi pemadaman.
Operasi pemadaman pun berlangsung hingga siang hari. Lalu pada pukul 14.30 WIB, tim gabungan yang masih berada di dekat Pos 3 Cemoro Sewu mendapatkan informasi dari seorang pendaki bernama Mansur Salim (46), warga Desa Rowosari, Tembalang Semarang, Jateng, bahwa Ia telah melakukan evakuasi satu orang pendaki yang jatuh lemas terkulai akibat terkepung kebakaran hutan antara Pos IV dan Pos III. Pendaki itu, bernama Dita Kurniawan (18), pelajar SMK Yosonegoro Magetan, warga Desa Candirejo Magetan. Dita yang masih sadarkan diri mengatakan bahwa di atas masih ada teman-temannya sesama pendaki yang terjebak karena kebakaran hutan Gunung Lawu. Dita bercerita bahwa pada Sabtu Ia bersama dengan 13 orang temannya melakukan pendakian bersama ke Gunung Lawu lewat jalur Cemoro Kandang.
Akhirnya lewat informasi tersebut, tim gabungan berlari ke atas gunung menembus kobaran api dengan alat seadanya untuk menjemput teman-teman Dita. Mongabay menuliskan, tim gabungan di atas menemukan satu korban bernama Eko Nurhadi (45) warga Ngawi dengan kondisi yang mengenaskan, Eko masih bernyawa namun dengan kondisi luka bakar 50% di perut, tangan dan wajah.
Sampai sore dan malam hari, tim gabungan TNI, Polri, Perhutani, BPBD, Anak Gunung Lawu dibantu masyarakat Cemoro Sewu dan Singolangu terus melakukan operasi penyelamatan korban pendaki yang terjebak akibat kebakaran hutan Gunung Lawu. Sore harinya, mereka berhasil menemukan dan mengevakuasi korban kebakaran hutan di jalur antara Pos III dan Pos IV ada delapan orang , enam meninggal, dua kritis.
Setelah itu, diketahui bahwa api besar yang membakar hutan Gunung Lawu adalah akibat dari api unggun para pendaki yang belum dipadamkan, kemudian tertiup angin dan menjalar hebat. (cal)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H