Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Money

Dua Kali Bencana Tak Patahkan Semangat Usaha Mama Getri

17 Maret 2021   14:54 Diperbarui: 17 Maret 2021   15:07 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hijrah dari Palu ke Mamuju pascatsunami 2018, warung Mama Getri kembali terdampak gempa di Mamuju pada Januari lalu. Penghasilan Mama Getri menurun sejak saat itu sampai ia memutuskan untuk menambah penghasilan dengan berjualan keliling - Dokpri

MAMUJU -- Setiap orang memang tidak bisa menghindari takdir. Namun, dari setiap yang terjadi, penerimaan bergantung dari cara menyikapi. Menyerah bukan pilihan, dan bangkit adalah sebuah keharusan.

Itulah prinsip Husna (47) atau yang biasa disapa Mama Getri, seorang korban tsunami Palu yang hijrah ke Pamombong Mandiri, Mamuju, tahun lalu. Bersama suami dan empat anaknya, Mama Getri berharap menjalani kehidupan lebih baik di tempat tinggal baru.

Husna dan keluarga memulai kehidupan baru dari uang sisa pinjaman koperasi. Ia membuka usaha warung kelontong kecil-kecilan, seperti usaha yang pernah ia jalankan di Palu. Warung itu menjadi penolong ekonomi keluarga Husna, sebab tidak ada lagi yang bekerja.

Namun siapa sangka, setahun memulai kehidupan, gempa mengguncang Mamuju pada awal Januari.  Rumah panggung yang terbuat dari kayu-kayu seadanya sebagai tempat tinggal dan tempat berjualan pun terdampak.

Bukan hanya secara fisik, gempa juga mendampak ekonominya, Ia kini hanya mendapat omzet sekitar Rp 50 ribu-Rp 100 ribu per hari. "Mi instan yang saya jual sekarang ini saja sudah enggak laku lagi," cerita Mama Getri pada suatu Selasa pertengahan Februari lalu.

Untuk menambah penghasilannya, Mama Getri akhirnya berjualan kue basah seperti donat, roti dan jalangkote. Cemilan itu dijajakan berkeliling kampung dan dititip ke warung-warung lain.

Ikhtiar Menguatkan Mama Getri

Kisah Mama Getri sampai kepada Global Wakaf-ACT, Raka Ginanjaya dari Tim Wakaf Modal Usaha Mikro Tim Global Wakaf-ACT menjelaskan, di tahap awal, Global Wakaf-ACT akan memberikan bantuan modal usaha untuk bantu mengembangkan warung Mama Getri. Melalui program Wakaf Modal Usaha Mikro Global Wakaf -- ACT membantu usaha Mama Getri yang kini sedang terdampak. "Kita berharap bantuan ini dapat membantu Mama Getri seorang pejuang ekonomi keluarga yang tidak menyerah. Dua kali bencana tak mampu mengalahkan semangatnya," ungkap Raka.

Kisah Mama Getri adalah satu dari kisah ribuan penyintas bencana gempa Sulawesi Barat yang harus tetap berjuang menghidupi keluarganya. "Masih banyak lagi para penyintas yang saat ini berikhtiar membangun kembali kehidupannya. Kami berharap melalui wakaf para dermawan dalam program Wakaf Modal UMI, UMKM di Sulawesi Barat dapat kembali bangkit," harap Raka. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun