Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bantuan Sepeda dari Kitabisa.com, Permudah 'Anak-Anak Sawit' Bersekolah

26 April 2017   14:04 Diperbarui: 26 April 2017   23:00 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[CENTER][img]https://newsroom.act.id/upload/2017/04/sepeda_2.jpg[/img]

ACTNews, MUSI BANYUASIN – Senyum lebar penuh sumringah mengembang di wajah Rangga dan teman-temannya para siswa SDN Muara Kelas Jauh, saat tim relawan ACT membawa bantuan  10 sepeda baru dari para donatur Kitabisa.com untuk fasilitas transportasi mereka bersekolah.

Sebelumnya, sepeda hanya menjadi angan-angan bagi para siswa SDN Muara Medak Kelas Jauh, sebuah sekolah nan jauh di pelosok perkebunan kelapa sawit, tepatnya di Kampung Bandar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir – Kabupaten Musi Banyuasin.  Jauh dari tepian jalan lintas Bayung Lencir-Jambi, sekitar  tiga jam perjalanan melewati jalur berlumpur, apabila  para siswa tersebut berjalan kaki untuk bersekolah.

Angan-angan dan impian untuk mempunyai sepeda sebagai alat transportasi ke sekolahnya kini sudah terwujud, setelah para donatur Kitabisa.com melalui Tim ACT mampu mewujudkannya. Kini 10 sepeda baru yang dibawa oleh Tim ACT, sudah di depan mata dan siap mengantarkan mereka pulang pergi ke sekolah.

Mungkin bagi anak-anak di perkotaan yang bersekolah dengan jarak dekat sepeda bukanlah menjadi barang yang penting, sepeda bagi mereka hanya dipergunakan untuk alat bermain dan hiburan anak-anak semata. Namun bagi ‘anak-anak sawit’ ini, sepeda menjadi alat transportasi yang sangat berharga untuk memudahkannya dalam menuntut ilmu.  

Dalam serah terima yang dilakukan akhir pekan lalu, kaki-kaki kecil ‘anak-anak sawit’ itu dengan riang mengayuh sepeda barunya memutari halaman sekolah. Mencobanya sebelum mereka melakukan perjalanan sekitar 3 KM lebih dari rumahnya menuju ke sekolah.  Ya, jarak 3 KM yang harus ditempuh anak-anak SDN Muara Medak memang bukanlah jarak yang dekat. Namun, mau tidak mau, mereka harus menempuhnya setiap pagi dan siang berjalan kaki, jika orang tua mereka ‘enggan’ atau tidak ada waktu untuk mengantar dan menjemput mereka sekolah.

Itulah yang dialami Rangga, ketika orang tuanya tidak bisa  mengantarnya ke sekolah. Terpaksa Ia pun berjalan kaki, hingga akhirnya kesiangan dan menangis di pintu kelas, karena rasa bersalah. Namun kini, dengan sepeda baru, Rangga dan teman-temannya tidak perlu khawatir lagi akan kesiangan datang ke sekolah.

Azizah (38), salah satu pengajar SDN  Muara Medak sangat bersyukur dengan bantuan dari Kitabisa.com ini, menurutnya bantuan ini sangat membantu proses Kegiatan Belajar Mengajar/KBM di sekolahnya, anak-anak didiknya kini tidak kesulitan lagi pulang pergi ke sekolah.

“Lihatlah wajah anak didik kami, mereka sangat gembira sekali mendapatkan sepeda. Mereka begitu bersemangat, insyaallah kalau hujan datang mereka tetap datang ke sekolah. Terimakasih kepada para donatur Kitabisa.com dan ACT atas bantuannya,” ujarnya, penuh haru.    

Menurut Dede Abdulrochman, Koordinator Program Tepian Negeri Timnya berkolaborasi dengan Kitabisa.com, berinisiatif untuk menggalang donasi untuk membelikan sepeda dan memberikannya  kepada sekolah ini,  karena memang bantuan ini sangat dibutuhkan  para siswanya, yang mayoritas rumah siswanya jauh dari sekolahnya.

“Biasanya para siswa diantarkan orang tuanya, namun karena orang tuanya sering  berangkat pagi-pagi sekali setelah salat shubuh untuk bekerja,  maka sering  orang tuanya tidak sempat mengantar anaknya.  Sedangkan anaknya harus masuk sekolah pukul 7 pagi. Terpaksa kalau orang tua mereka tidak bisa mengantarkan anaknya ke sekolah, si anak harus berjalan kaki sekitar 3 KM ke sekolahnya, pulangnya pun demikian,” jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun