Problem inilah yang tak ingin terulang kembali dalam proses pemulihan gempa Aceh. Seperti pengalaman pasca gempa di wilayah lainnya, ACT merancang meunasah dengan konsep bangunan tahan gempa.
Muhammad Noor, selaku arsitek dan konsultan proyek pembangunan meunasah ACT menjelaskan, desain permanen tahan gempa menjadi pedoman dalam pemulihan. Seluruh pacak yang tertanam, sampai dengan desain atap dan seluruh penyangga didesain dengan model konstruksi tahan guncangan.
"Meunasah yang ACT bangun adalah meunasah yang permanen dan tahan gempa. Bangunan tahan gempa merupakan bangunan yang mampu memberikan rentan waktu cukup lama kepada penghuni untuk menyelamatkan diri,” kata Noor.
Model konstruksi tahan gempa memang tak sepenuhnya mampu meredam guncangan gempa hebat. Namun menurut penjelasan Noor, bangunan tahan gempa dirancang dengan desain yang berkualitas, setidaknya punya waktu lebih lama untuk tetap berdiri, menahan guncangan dan mencegah penghuni di dalamnya tertimpa runtuhan. []
Penulis: Erwin Santoso
Editor: Shulhan Syamsur Rijal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H