Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ironis, Ternyata Volume Sampah Sungai Citarum 500.000 Meter Kubik per Tahun!

24 Maret 2016   09:45 Diperbarui: 24 Maret 2016   11:10 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="citarum"][/caption]Banjir Kabupaten Bandung memang sudah surut, banjir besar akibat meluapnya Sungai Citarum di bagian hulu hanya tinggal menyisakan tumpukan bekas lumpur yang sudah mengering. Tak ada yang meragukan lagi bahwa, banjir Kabuaten Bandung beberapa hari lalu terjadi karena kondisi aliran Sungai Citarum yang makin tak sehat. Daerah Aliran Sungai Citarum tak mampu lagi menampung derasnya air hujan, akhirnya meluap dan mengulang kembali kejadian tahunan banjir di Kabupaten Bandung.

Lalu, bagaimana sesungguhnya kondisi terkini dari aliran Sungai Citarum?

Mengutip dari laporan resmi dari Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Adenan Rasyid, ternyata faktanya jumlah volume sampah di kawasan hulu Sungai Citarum, yakni di sekitar Kabupaten Bandung sudah mencapai 500 ribu kubik per tahun!

Jumlah volume sampah di Sungai Citarum ini jelas sudah di kendali dan masuk kategori sangat tidak sehat. Bahkan jumlah sampah Sungai Citarum ini meningkat dari tahun sebelumnya. Padahal jumlah sampah ini masih di daerah hulunya Sungai Citarum. Jika di hulu saja sampahnya sudah sebanyak ini apalagi volume sampah di hilirnya? Padahal Sungai Citarum membentang sejauh lebih dari 300 kilometer dari daerah hulu di Kabupaten Bandung sampai ke hilir di utara daerah sekitar Karawang.

Kondisi sampah di Sungai Citarum ini jelas disebabkan oleh ulah masyarakat di sekitar hulu Citarum yang menjadikan aliran sungai sebagai “tempat sampah”!

Apalagi kenyataannya hingga hari ini, daerah aliran sungai Citarum di hulu ini makin disesaki oleh hunian penduduk dan pabrik-pabrik. Ditambah lagi dengan minimnya infrastruktur tempat pembuangan sampah di titik-titik strategis. Akhirnya masyarakat hulu Sungai Citarum pun banyak yang memilih untuk membuang sampah ke aliran sungai.

Imbasnya pun nyata, sampah yang menumpuk membuat aliran Sungai Citarum tak berjalan efektif, hingga akhirnya banjir besar di Kabupaten Bandung kembali terulang.

Malah, ironisnya belum lama ini, Sungai Citarum menyambut Peringatan Hari Air Sedunia dengan kondisi yang begitu parah. Sebab, hanya berjarak beberapa hari dari kejadian banjir Kabupaten Bandung, dilaporkan ada kasus tumpukan sampah di aliran sungai perbatasan wilayah Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung tepatnya di Muara Cikapundung Kolot, Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.

Tumpukan sampah ini pun tak bisa dianggap sepele, sebab jumlahnya betul-betul ekstrem. Aliran sungai hampir mirip seperti Tempat Pembuangan Sampah Akhir.

Masalah tumpukan sampah di Sungai Citarum ini ternyata tak hanya terjadi di Muara Cikapundung saja. Sebab diakui oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, tumpukan sampah di Muara Cikapundung hanya contoh kecil yang baru terekspos oleh media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun