[caption caption="citarum"][/caption]Banjir Kabupaten Bandung memang sudah surut, banjir besar akibat meluapnya Sungai Citarum di bagian hulu hanya tinggal menyisakan tumpukan bekas lumpur yang sudah mengering. Tak ada yang meragukan lagi bahwa, banjir Kabuaten Bandung beberapa hari lalu terjadi karena kondisi aliran Sungai Citarum yang makin tak sehat. Daerah Aliran Sungai Citarum tak mampu lagi menampung derasnya air hujan, akhirnya meluap dan mengulang kembali kejadian tahunan banjir di Kabupaten Bandung.
Lalu, bagaimana sesungguhnya kondisi terkini dari aliran Sungai Citarum?
Mengutip dari laporan resmi dari Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Adenan Rasyid, ternyata faktanya jumlah volume sampah di kawasan hulu Sungai Citarum, yakni di sekitar Kabupaten Bandung sudah mencapai 500 ribu kubik per tahun!
Jumlah volume sampah di Sungai Citarum ini jelas sudah di kendali dan masuk kategori sangat tidak sehat. Bahkan jumlah sampah Sungai Citarum ini meningkat dari tahun sebelumnya. Padahal jumlah sampah ini masih di daerah hulunya Sungai Citarum. Jika di hulu saja sampahnya sudah sebanyak ini apalagi volume sampah di hilirnya? Padahal Sungai Citarum membentang sejauh lebih dari 300 kilometer dari daerah hulu di Kabupaten Bandung sampai ke hilir di utara daerah sekitar Karawang.
Kondisi sampah di Sungai Citarum ini jelas disebabkan oleh ulah masyarakat di sekitar hulu Citarum yang menjadikan aliran sungai sebagai “tempat sampah”!
Apalagi kenyataannya hingga hari ini, daerah aliran sungai Citarum di hulu ini makin disesaki oleh hunian penduduk dan pabrik-pabrik. Ditambah lagi dengan minimnya infrastruktur tempat pembuangan sampah di titik-titik strategis. Akhirnya masyarakat hulu Sungai Citarum pun banyak yang memilih untuk membuang sampah ke aliran sungai.
Imbasnya pun nyata, sampah yang menumpuk membuat aliran Sungai Citarum tak berjalan efektif, hingga akhirnya banjir besar di Kabupaten Bandung kembali terulang.
Malah, ironisnya belum lama ini, Sungai Citarum menyambut Peringatan Hari Air Sedunia dengan kondisi yang begitu parah. Sebab, hanya berjarak beberapa hari dari kejadian banjir Kabupaten Bandung, dilaporkan ada kasus tumpukan sampah di aliran sungai perbatasan wilayah Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung tepatnya di Muara Cikapundung Kolot, Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Tumpukan sampah ini pun tak bisa dianggap sepele, sebab jumlahnya betul-betul ekstrem. Aliran sungai hampir mirip seperti Tempat Pembuangan Sampah Akhir.
Masalah tumpukan sampah di Sungai Citarum ini ternyata tak hanya terjadi di Muara Cikapundung saja. Sebab diakui oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, tumpukan sampah di Muara Cikapundung hanya contoh kecil yang baru terekspos oleh media.