Perlahan musim hujan di Indonesia mulai membawa dampak buruknya. Jakarta sebagai kota dengan kesiapan antisipasi banjir nomor satu justru malah hampir nihil dilanda banjir, nampaknya usaha Bung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk mengenyahkan banjir dari Jakarta bisa dibilang berhasil, walaupun memang beberapa genangan air masih muncul di beberapa ruas ibukota.
Namun, di antara kesiapan antisipasi banjir yang begitu masif di Ibukota Jakarta, ternyata catatan buruk bencana banjir beberapa pekan terakhir di awal Januari 2016 justru malah terjadi jauh dari Ibukota Jakarta. Banjir justru melanda provinsi paling barat di Indonesia, yakni Provinsi Aceh.
Dilaporkan oleh Antaranews, setelah berkali-kali bencana banjir datang di Aceh Barat, Aceh Selatan dan kawasan lainnya hampir merata di seluruh Aceh. Kini banjir kembali terjadi di Aceh. Tepatnya di Kabupaten Aceh Utara.
Antara menuliskan, lebih dari 10 desa di Aceh Utara diterjang banjir cukup dalam di pekan ketiga Januari 2016 ini. Banjir di Aceh Utara terjadi setelah hujan terus mengguyur wilayah Aceh Utara selama dua hari berturut-turut.
Sepuluh Desa di Aceh Utara yang kebanjiran antara lain: Desa Aleu Entog, Teupin Barat, Hagu, Alue Tho, Cibrek, Lawang, Siren, Tanjong Haji Muda, Tanjong Tengku Ali, Pirak, dan Matang Mee.
Dilansir Antaranews, Kepala Humas Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Amir Hamzah di Lhokseumawe mengatakan banjir di Aceh Utara rata-rata merendam setinggi 70 centimeter. Ketinggian banjir seperti ini sudah cukup untuk memaksa ratusan penduduk mengungsi ke tempat yang tak terendam.
Hingga tulisan ini diturunkan, belum ada kabar tentang kerugian dan korban jiwa yang diakibatkan oleh banjir bandang Aceh Utara ini. Namun Antaranews menuliskan, sedikitnya ada 200 penduduk dari Desa Lawang yang terpaksa meninggalkan rumahnya untuk sementara dan mengungsi ke tempat yang tak terendam.
Dari 10 Desa di Aceh Utara yang terendam banjir, wilayah Kecamatan Matang Kuli jadi kawasan terparah yang dilanda banjir.
Sementara itu, di lokasi lain banjir nampaknya memang menjadi masalah pelik di Provinsi Aceh, berturut-turut banjir melanda beberapa Kabupaten. Beberapa hari lalu, banjir di Kabupaten Aceh Barat bahkan sudah menyebabkan ribuan warga harus hidup di pengungsian dalam kondisi kesulitan air.
Ribuan korban banjir di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh kesulitan mendapatkan air bersih karena suplai air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh belum normal.
Akibat tak adanya air bahkan suplai listrik yang dimatikan oleh PLN karena banjir masih dianggap membahayakan suplai listrik, ribuan penduduk di Aceh Barat mengaku sangat kesulitan untuk membersihkan rumah, membersihkan pakaian dan untuk mandi setelah dua hari berturut-turut banjir luapan sungai Mereubo dan Woyla merendam rumah mereka lengkap dengan lumpur tebal yang sulit dibersihkan. (cal)