Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kondisi Terakhir Peningkatan Aktivitas Vulkanik Gunung Lokon di Tomohon

17 Desember 2015   15:18 Diperbarui: 17 Desember 2015   15:18 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu persatu gunung berapi di Indonesia menunjukkan gejolak vulkaniknya. Setelah sebelumnya dikabarkan ada peningkatan vulkanik yang siginifikan dari Gunung Bromo di Jawa Timur, satu lagi gunung berapi yang tercatat sangat aktif dalam beberapa tahun terakhir, Gunung Lokon mulai kembali bergejolak. Lokon adalah Gunung Berapi yang berada dalam jalur cincin api pasifik di Sulawesi Utara. Dikabarkan oleh Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Farid Ruskanda Bina, seperti yang dikutip dari laman Antaranews, terjadi peningkatan kembali dari dalam kawah Gunung Lokon sejak Senin (14 Desember) pukul 20.00 waktu Manado atau WITA.

Peningkatan aktivitas Gunung Lokon di pekan ketiga bulan Desember ini ditandai dengan jumlah kegempaan vulkanik hasil dari gejolak di dapur vulkanik Gunung Lokon. Catatan terakhir menunjukkan, gempa vulkanik dalam maupun dangkal sudah mencapai 100 kali jumlahnya.

Namun walaupun Gunung Lokon diprediksi dalam waktu dekat akan meletuskan kembali abu vulkanik ke udara, pusat vulkanologi Gunung Lokon masih menetapkan status pada level siaga III. Di level ini, radius bahaya yang ditetapkan untuk mencegah risiko buruk meletusnya Gunung Lokon adalah sekitar 2,5 kilometer dari puncak Lokon.

Kabar tentang peningkatan aktivitas vulkanik Lokon ini diharapkan menjadi pengingat dan sumber informasi valid yang bisa disikapi bijak oleh masyarakat yang berlokasi di sekitar Gunung Lokon. Status Siaga III yang ditetapkan berarti peningkatan kewaspadaan harus diperhatikan. Serta membatasi aktivitas di lereng Gunung Lokon dan tidak memasuki radius berbahaya.

Jika melihat kembali catatan terakhir letusan Gunung Lokon, Gunung berapi yang terletak di Kota Tomohon, Sulawesi Utara ini pernah meletus cukup besar pada bulan Juli-Agustus hingga November 2015. Aktivitas vulkanik Lokon sempat terhenti mulai awal November hingga muncul kembali gejolaknya di pekan ketiga Desember ini.

Untuk diketahui, Gunung Lokon berada di antara jalur Manado menuju Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Gunung berapi yang cukup aktif dalam beberapa tahun terakhir ini memiliki ketinggian 1.580 meter di atas permukaan laut.

Salah satu letusan terdahsyat yang membawa kerugian besar akibat letusan Gunung Lokon terjadi puluhan tahun lalu, tepatnya di tahun 1991 Gunung Lokon meletus dalam skala yang besar. Kala itu letusan Gunung Lokon menimbulkan kerugian material sedikitnya Rp 1 Miliar. Atau jika dikonversi ke dalam kurs mata uang hari ini sekitar mencapai kerugian Rp 12-13 Miliar Rupiah. Ribuan penduduk di desa terdekat dari puncak kawah Gunung Lokon, yakni Desa Kakaskasen I, Kakaskasen II, Kinilow dan Tinoor sempat diungsikan besar-besaran menuruni lereng Gunug dalam situasi yang serba darurat. Efek dahsyat dari letusan Gunung Lokon tahun 1991 telah merusak genteng ribuan rumah. Menghancurkan atap-atap karena material vulkanik setebal lebih dari 20 cm. Dari laman Wikipedia dilansir, letusan Gunung Lokon tahun 1991 menyebabkan seorang wisatawan asal Swiss, Vivian Clavel yang berkunjung saat terjadi letusan hebat itu tidak dapat ditemukan. Ia dipastikan tewas tertimbun longsoran lahar dingin. (cal)

img : msnbcmedia.msn.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun