Seberapa besar efek tragedi konflik Suriah bagi bangkitnya rasa kemanusiaan dunia? Jika dilihat kembali apa yang sudah terjadi selama setahun terakhir di tahun 2015 ini, betapa tragedi konflik Suriah sudah menyentil nurani kemanusiaan masyarakat global. Tengok saja bagaimana Jerman dan negara Uni Eropa lainnya mau menampung lebih dari 900 ribu pengungsi Suriah hanya dalam setahun ini! Lalu adapula kabar dari Toronto Kanada yang mengabarkan akan menampung lebih dari 15 ribu pengungsi Suriah di bawah pemerintahan Perdana Menteri baru Kanada, Justin Trudeau.
Sebuah kenyataan memilukan tentang derita korban konflik Suriah secara nyata telah membuat mayoritas masyarakat dunia luluh.
Bahkan kabar terakhir dari Suriah datang membawa kepedihan yang lebih mendalam lagi. Seperti yang dikabarkan oleh Syrian Network for Human Right (SNHR), lembaga kemanusiaan yang berbasis di Suriah. Di pekan kedua Desember 2015, SNHR merilis laporan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Suriah. Selama lima tahun konflik, tercatat 18.858 jiwa korban berasal dari anak-anak juga. Mereka kebanyakan tewas dalam berbagai serangan rudal, senjata berat, bom kluster, gas kimia beracun dan bom barel yang dilontarkan oleh kedua belah pihak yang sedang berseteru. Militan ISIS dan militer di bawah kendali Bashar al Assad.
Sisa dari masyarakat Suriah yang masih ingin bertahan diri di negerinya Suriah memilih untuk pergi menjauh dari medan pertempuran dan bergabung dengan sekitar 7,6 orang total seluruh warga Suriah yang mengungsi ke wilayah Suriah bagian utara. Kondisi mereka di kamp-kamp pengungsian pun masih belum menjamin keselamatan mereka. Sebabnya serangan udara dari militer Rusia di bawah komando Assad masih saja salah sasaran membombardir kamp kamp pengungsian alih alih menembaki sarang dari ISIS.
Di tengah kondisi yang memilukan ini. Ada sebuah coretan tangan seorang gadis kecil asal Suriah yang sangat menyayat hati siapapun yang membacanya. Potret tentang surat wasiat bergambar dan bertuliskan tangan si gadis kecil ini langsung menjadi viral di media sosial.
Dalam surat wasiat itu, si gadis kecil menggambarkan tubuh kecilnya di dalam sebuah keranda, dan menuliskan wasiat itu untuk keluarganya semisal nanti Ia mati karena kondisi perang di negaranya yang tak juga berakhir.
Berikut adalah isi dari tulisan tangan surat wasiat si gadis kecil ini:
“Ini wasiat ku.. ibuku tercinta.. aku mau kamu terus mengingat senyumku dan menjaga tempat tidurku.. Abangku, sampaikan ke teman-temanku, tentang seorang temanku yang mati karena kelaparan.. Abangku, jangan kau sedih, ingat kita pernah katakan bersama: kami lapar.. malaikat kematian, segeralah dan ambil ruhku biar aku bisa makan di surga. Aku begitu lapar.. keluargaku, jangan khawatirkan diriku. Aku akan makan sepuasnya untuk kalian juga di sana”.
Setelah diketahui, gadis kecil penulis surat wasiat yang begitu pedih ini berasal dari daerah Qalamoun, Madhya. Sebuah lokasi kamp pengungsian masyarakat sipil Suriah namun kini berada di bawah kepungan rezim militer Bashar al Assad. Lebih dari setengah tahun terakhir. Di wilayah ini telah banyak terjadi kasus kematian anak-anak korban pernag kerena kekurangan makanan dan susu, serta penyakit gizi buruk. (cal) Sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H