Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kondisi Karbon Co2 di Dunia Terburuk Selama 30 Tahun Terakhir

13 November 2015   09:59 Diperbarui: 13 November 2015   10:54 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://ilmulingkungan.com/wp-content/uploads/2014/12/jenis-polutan-pencemar-udara.png

Seluruh dunia bertanya-tanya, kondisi anomali cuaca yang mengepung hampir tiap petak di belahan bumi manapun telah mengagetkan semua pihak. Bukti nyatanya sudah sangat nampak di tahun 2015 ini. Tengok saja bagaimana rangkaian tragedi perubahan cuaca, mulai dari cuaca panas terik bahkan berujung pada mematikan di India dan Pakistan, lalu badai panas di semenanjung Arab, badai angin topan di sekitar Pasifik dan Filipina, hingga yang paling dirasakan oleh masyarakat Indonesia, kemarau panjang yang membawa kekeringan sangat parah.

Semua tragedi anomali cuaca itu pada akhirnya adalah bukti nyata dari masalah yang sangat pelik tentang kondisi langit, dan atmosfer bumi yang makin kritis. Kadar karbon di atmosfer tiap harinya terus bertambah dengan jumlah yang sangat masif. Bukan sekadar ancaman omong kosong, gas rumah kaca di atmosfer atau gas karbon yang membolongi atmosfer adalah jawaban dari makin memburuknya anomali cuaca di seluruh petak bumi.

Fakta terbaru yang miris pun terungkap dalam sebuah laporan ilmiah yang dirilis oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), dalam laporan itu dijelaskan bahwa kini sejak tahun 2014 hingga tahun 2015 kondisi gas rumah kaca atau gas karbon di atmosfer sudah mencapai titik yang paling tinggi. Memberikan ancaman nyata yang sangat buruk bagi masa depan generasi mendatang.

Waktu akan semakin habis jika tak ada niatan untuk memperbaiki kondisi atmosfer bumi yang sudah semakin parah. Segala gejala keanehan cuaca dan perubahan iklim yang makin tak bisa diprediksi adalah tamparan keras bagi negara-negara yang peduli terhadap kondisi karbon Co2 di langit dunia.

Diberitakan oleh Antaranews, Sekretaris Jendral WMO Michel Jarraud dalam pernyataan persnya menegaskan bahwa kita harus bertindak sekarang untuk mengurangi gas rumah kaca jika kita ingin punya peluang menjaga peningkatan suhu pada tingkat terkendali.

Berapa sesungguhnya kadar karbondioksida yang membekap atomosfer kita hari ini? Dalam laporan tersebut dituliskan bahwa kadar karbondioksida hari ini, gas penyebab kerusakan atmosfer paling utama sisa dari pembakaran bahan bakar fosil telah meningkat hingga kadar 400 ppm dalam indeks standar pencemaran udara. Angka ini terus mencetak rekor terburuk setiap tahunnya sejak pencatatan mulai dilakukan pertama kali pada tahun 1984 silam.

Apa dampak nyata dari meningkatnya populasi karbondioksida di langit kita? Suhu udara yang makin panas di berbagai belahan dunia, iklim yang makin aneh dan ekstrem, bencana banjir, es mencair, dan permukaan air laut yang meningkat drastis, dunia pada kenyataannya tengah bergerak pada kehancuran karena masifnya kerusakan pada atmosfer.

Sampai kapan kita mau berdiam diri? (cal)

Ilustrasi Gambar by ilmulingkungan.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun