Sejauh mana harga diri bangsa sebagai Indonesia yang besar dan penuh kekayaan alam dapat tercoreng? Selama ini, puluhan tahun sejak merdeka, Indonesia dipandang sebagai negeri yang kaya akan sumber daya alam. Ekosistem laut, dan hutannya mampu membuat iri negara-negara tetangga di kawasan Asean.
Namun dalam satu dekade terakhir, justru kekayaan alam Indonesia inilah yang menjadi awal mula tercorengnya harga diri bangsa. Gambaran bagaimana ketidakmampuan kita sebagai bangsa yang besar untuk menjaga alam terbukti nyata ketika kabut asap kebakaran hutan ikut terbawa angin melintas batas negara.
Berikut adalah 3 bukti memalukan yang mencoreng harga diri bangsa akibat kabut asap kiriman Indonesia mengepung sudah Singapura dan Malaysia:
1. Kabut asap Indonesia telah menurunkan kualitas udara Singapura menjadi kategori tak sehat
Menurut kabar terakhir yang dirilis dari CNN Indonesia, Badan Lingkungan Nasional atau National Environment Agency negara Singapura telah melansir kabar mengkhawatirkan tentang kondisi kualitas udara Singapura yang berada di kisaran tak sehat. Selama dua pekan terakhir di Bulan September ini, kabut asap “kiriman” Indonesia telah menggelapkan wilayah Singapura. Bahkan level indeks standar polutan atau Pollutant Standards Index di seluruh wilayah atmosfer Singapura telah mencapai rekor terburuk di tahun ini, yakni melebihi angka 211 atau level yang sangat tidak sehat. Masih dilansir oleh CNN, seorang warga Singapura, Rosaini Dian menceritakan bagaimana buruknya kodisi kabut asap “kiriman” dari Indonesia, menurut penuturannya, bau asap yang pekat bahkan sudah tercium di dalam rumah meski pintu dan jendela sudah tertutup rapat
2. Malaysia akan segera melakukan tanda tandangan MoU dengan Indonesia terkait bencana kabut asap
Tak hanya mengepung wilayah negeri kecil Singapura, kabut asap “kiriman” dari Indonesia pun sudah mencapai wilayah Malaysia, khususnya di Negeri Sabah dan Kuala Lumpur. Kabut asap yang tertiup hingga Malaysia diperkirakan akibat kencangnya tiupan angin yang membawa asap dari Nunukan dan ratusan titik api lain di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara serta Riau. Dilaporkan dari Kuala Lumpur, kualitas udara di KL sudah berada pada level tidak sehat, Indeks pencemaran udara ada di angka 140. Tebalnya kabut asap di Kuala Lumpur bahkan menyebabkan fenomena matahari berwarna jingga karena sinarnya tak mampu menembus pekatnya partikel debu.
Akibat dari kondisi ini, Malaysia mengatakan akan segera melakukan tanda tangan nota kesepahaman (MoU) dengan Indonesia untuk menangani urusan kabut asap ini. Seperti yang dilansir kantor berita Antara, sebelumnya pada 1997, dan 2013 lalu Indonesia sebagai negeri “pengirim” kabut asap sudah pernah menandatangani perjanjian tingkat ASEAN mengenai pencemaran kabut asap yang melintasi perbatasan. Indonesia dianggap sebagai tersangka utama penyebab kabut asap di kawasan Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Singapura.
3. Singapura sudah menawarkan bantuan untuk padamkan api di Riau
Kompleksnya urusan kabut asap yang menerjang Riau dan meniupkan asapnya hingga Singapura sudah membuat gerah Singapura. Pekan lalu, dilaporkan dari kantor berita NewsAsia, Kementerian Pertahanan Singapura sudah menghbungi Menteri Pertahanan Indonessia Ryamizard Ryacudu, untuk menawarkan bantuan pemadaman titik api di Riau. Singapura sudah bersiap dengan pesawat hercules C-130 miliknya untuk membantu militer Indonesia dalam operasi Cloud Seeding atau menyemai awan hujan (modifikasi cuaca). (CAL)