Selama ini, salah satu problem dunia pendidikan di Indonesia adalah proses belajar yang hanya bertumpu kepada pendidik sebagai sumber utama dan peserta didik sebagai subyek pasif.
Di sini peran guru sangat strategis dalam menykseskan konteks merdeka belajar dalam aktivitas pembelajaran.Â
Dalam pembelajaran, anak-anak harus berkolaborasi yang artinya pembelajaran bukan hanya dalam kelas, tetapi bisa juga dilakukan di luar kelas, dan juga model membelajaran lama yaitu hanya terdiri dari ceramah sehingga membuat kondisi belajar cepat membosankan harus diubah dengan model pembelajaran yang menyenangkan. Sehingga konteks Merdeka Belajar yang diprogramkan oleh Kementerian Pendidikan dapat berjalan efesien dan maksimal.
Dalam mengimplementasikan konteks Merdeka Belajar yang mana dalam kegiatan belajar harus merangsang peserta didik untuk bisa melakukan hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik.Â
Guru diharapkan sebagai fasilitator, sedangkan yang berperan inti adalah peserta didik. Nilai yang menjadi patokan paling utama selama ini dengan hadirnya konteks merdeka belajar akan diimbangi dengan pencapaian kompetensi peserta didik yakni aspek kognitif dan psikomotor.
Dalam keberhasilan konteks merdeka belajar, peran guru menjadi ujung tobak utama dalam menghasilkan output yang betul- betul tidak berharap pada nilai yang ada, tetapi betul- betul memiliki kompetensi selama dalam lingkungan belajar.
Saya megajak para guru untuk tetap produktif dalam mendidik antar keberhasilan pendidikan keberhasilan pendidikan dan moralitas anak-anak, dan mengimplementasikan konteks Merdeka Belajar dalam lingkungan belajar sehingga dikatakan tangan guru akan melahirkan generasi bangsa yang bernalar, bermoral dan berhklak mulia.Â
Terima kasih***
BY: Yohanes Yanuaro Walangare
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H