Mohon tunggu...
Willem Pieter
Willem Pieter Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis adalah Gambaran Jiwa

Yayan Putera Maluku. Bukan berlatar belakang politikus atau sastrawan tapi suka menulis tentang politik dan sastra. This is my soft skill.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Purnama di Benteng Oranye

8 Juli 2019   21:23 Diperbarui: 9 Juli 2019   10:24 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng Oranye  (travel.kompas.com)

Kala bintang jatuh di hati usang
Langit tampak bercadar malam

Tak ada tawa hanya wajah muram
Namun ada rasa yang abadi di dalam malam

Dan kau datang dengan sajak rindu
Dengan senyum berbaris di bibir beku


Kenangan itu berlari bebas di pikiranku
Mengingatkanku pada rembulan yang jatuh diantara bintang 

Kau telelap tanpa malam
Hanya bunga tidur yang kausediakan

Andai nanti kau terjaga, taburkan di pusaraku tanpa debap air mata.

Ternate, 31 Januari 1998

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun