orang-orang terdekat---baik itu teman ataupun pacar. Kita merasa bahwa tanpa mereka, hidup akan terasa kosong. Namun, bergantung pada orang lain untuk kebahagiaan sebenarnya adalah jebakan emosional yang membuat kita mudah terluka dan kecewa. Ketika hubungan itu berakhir atau orang-orang yang kita cintai tak lagi bersama kita, kita bisa merasa kehilangan arah. Artikel ini akan mengulas tentang pentingnya membangun kemandirian emosional serta cara mencapai kebahagiaan yang tidak tergantung pada hubungan dengan orang lain. Pada akhirnya, kebahagiaan sejati datang dari dalam diri kita sendiri.
Dalam hidup, kita sering kali menempatkan kebahagiaan padaSeringkali, bagi remaja, teman atau pacar menjadi motivasi utama dalam hidup. Ini hal yang wajar, tetapi tidak seharusnya menjadi kebiasaan yang terus berlanjut.
Remaja memang tak lepas dari lingkaran pertemanan. Teman itu penting, tetapi tidak seharusnya menjadi pusat motivasi dalam hidup. Mengapa? Karena terkadang, teman bisa berubah. Mereka mungkin tidak selalu tulus. Bisa jadi, mereka membicarakanmu di belakang atau bahkan mendapatkan teman baru lalu melupakanmu. Mood mereka berubah-ubah, dan ada kalanya mereka pindah atau tak lagi ada di sekitarmu.
Selain itu, jika kamu mendasarkan identitas diri pada jumlah teman yang kamu miliki, apakah kamu diterima, atau seberapa populermu, kamu mungkin terpaksa mengorbankan nilai-nilaimu demi menyesuaikan diri dengan keinginan mereka. Ini bisa jadi masalah, karena kamu akan mudah berubah hanya untuk menyenangkan mereka. Padahal, mereka tidak akan selalu berada di dekatmu. Ketika sekolah selesai, mereka bisa saja melanjutkan ke perguruan tinggi yang berbeda. Jadi, penting untuk bersahabat, tapi jangan sampai kamu menggantungkan hidupmu pada mereka.
Selain teman, remaja sering kali bergantung pada pacar. Mereka merasa bahagia saat pacarnya bersikap manis, dan menjadi kacau ketika pacarnya berubah. Misalnya, jika pacarmu membentakmu, kamu mungkin berpikir bahwa harimu hancur, merasa sial, dan akhirnya terjebak dalam suasana hati buruk. Jika pacarmu terlihat akrab dengan orang lain, kamu bisa merasa dikhianati, dan emosimu pun bergejolak tanpa kendali.
Jika hidupmu selalu terombang-ambing oleh perilaku teman atau pacar seperti ini, bagaimana kamu bisa membahagiakan dirimu sendiri, apalagi orang-orang di sekitarmu?
Saatnya mengubah perspektifmu. Teman atau pacar tidak seharusnya menjadi tempatmu bergantung. Segala sesuatu yang mudah hilang tidak layak menjadi dasar dari siapa dirimu. Ingatlah kata-kata bijak ini:Â "Jika siapa diriku tergantung pada apa yang kumiliki, dan ketika apa yang kumiliki hilang, lalu siapa aku?"Â Jadi, jangan mendefinisikan dirimu berdasarkan hal-hal yang mungkin hilang, karena itu hanya akan membuatmu kehilangan jati diri.
Untuk mulai membangun masa depanmu, lakukan introspeksi. Tuliskan siapa saja yang selama ini menjadi sumber motivasi dalam hidupmu. Mungkin ada lebih dari satu, tuliskan semuanya beserta alasannya. Kemudian, bayangkan jika mereka hilang dari hidupmu. Bagaimana rasanya dan apa dampaknya bagi dirimu?
Referensi: Mulyadi, Dedi, 2011, Orang Sunda Juga Bisa!, Jakarta Timur: Pustaka Alvabet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H