Saat ini perkembangan teknologi sangat mempengaruhi kehidupan manusia khususnya di dunia pendidikan. Perkembangan teknologi yang sangat pesat tidak hanya membawa dampak baik bagi dunia pendidikan, tetapi ternyata ada juga dampak buruk yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi ini. Salah satu dampak buruk yaitu fenomena yang baru-baru ini viral tentang beberapa pelajar Sekolah Menengah Atas yang tidak bisa pembagian. Padahal kita semua tahu bahwa penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian merupakan pelajaran matematika dasar di bangku Sekolah Dasar.
Apa penyebab utama dalam fenomena ini?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan fenomena ini terjadi. Ada faktor internal yang mana itu berasal dari pribadi siswa karena kurangnya minat siswa untuk belajar dan faktor eksternal yang mungkin berasal dari lingkungan sekitar.
Kurikulum yang Berubah
Perubahan kurikulum saat ini cenderung mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan. Hal ini membawa dampak positif karena siswa dapat mengetahui potensi yang ada di dalam dirinya. Namun hal ini juga memberikan dampak negatif karena siswa cenderung melupakan keharusan mereka untuk mengembangkan potensi dasar.
Kecenderungan terhadap teknologi
Di era digital sekarang, teknologi memang sangat diperlukan dalam semua bidang. Teknologi dapat membantu pekerjaan kita yang sering kali sulit untuk kita selesaikan. Tetapi, dalam bidang pendidikan teknologi sering kali disalahgunakan. Sebagian pelajar di Indonesia menggunakan AI untuk mengerjakan tugas mereka, bahkan untuk menghitung perkalian dasar sering kali menggunakan kalkulator. Padahal dengan demikian kualitas pendidikan di Indonesia tidak akan berkembang, karena sebagian pelajar kecenderungan untuk menggunakan AI dalam tugas mereka.
Pengaruh Lingkungan
Pengaruh lingkungan dan gaya hidup yang lebih modern juga mempengaruhi kualitas pendidikan, karena pelajar sering kali melupakan waktu belajarnya dan sibuk bermain game online. Hal ini yang menyebabkan kualitas belajar menurun hingga pelajar sma tidak hafal pembagian matematika dasar.
Dampak Fenomena Ini ke Depannya
Meskipun fenomena ini terlihat sepele, tetapi sejujurnya ini sangat mengkhawatirkan. Dimana seharusnya pelajar Sekolah Menengah Atas sudah paham tentang matematika dasar tetapi mereka bahkan belum memahami tentang ini. Operasi perkalian, pembagian merupakan fondasi matematika untuk materi yang lebih kompleks, dan berguna untuk menyelesaikan masalah sehari-hari yang melibatkan perhitungan sederhana.
Ada beberapa solusi untuk mengatasi fenomena ini, diantaranya yaitu mengubah metode pembelajaran menjadi lebih menarik agar siswa tidak bosan, memanfaatkan teknologi dengan sebaiknya dengan membuat video pembelajaran untuk siswa, sering memberi latihan dasar kepada siswa agar siswa lebih terbiasa dengan pelajaran seperti ini, dan mengajak orang tua untuk ikut serta membantu perkembangan anak dengan memantau dan membimbing anak dalam belajar.
Kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu, perubahan metode pembelajaran di era digital mungkin juga merupakan penyebab fenomena remaja yang tidak hafal pembagian dan perkalian. Namun, hal ini tidak dapat menjadi alasan utama penyebab fenomena ini. Faktor lingkungan dan faktor dari diri sendiri juga sangat mempengaruhi. Kita bisa membantu generasi muda untuk menguasai ketrampilan dasar ini dengan pendekatan metode belajar melalui teknologi. Bukan hanya matematika, tetapi ilmu lain juga harus kita kembangkan agar kualitas pendidikan di Indonesia semakin maju. Untuk menjamin masa depan yang cerah untuk pendidikan matematika Indonesia, adalah penting untuk mengatasi masalah ini dengan cara yang kreatif dan bekerja sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H