Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum ini mengajarkan bahwa pendidikan harus memperhatikan yang namanya kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam itu sendiri merupakan lingkungan anak dalam terbentuknya karakter sedangkan kodrat zaman adalah bahwa dalam kegiatan pendidikan harus mengikuti perkembangan zaman namun tetap selektif di dalamnya. Dalam pelaksanaan kurikulum merdeka ini diperlukan strategi, model pembelajaran, dan media pembelajaran yang tepat untuk memfasilitasi kegiatan pembelajarannya. Hal itu dikarenakan agar proses pembelajaran yang dilakukan berpusat pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik.
Melalui kegiatan praktik terbimbing, mahasiswa PPL PPG Prajabatan SD Negeri Kadiresa mencoba memasukkan model pembelajaran problem base learning untuk kegiatan proses belajar matematika dengan materi bangun ruang di kelas 1 sekolah dasar. Model pembelajaran problem base learning adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang didalamnya memunculkan masalah dalam dunia nyata sebagai bahan bagi peserta didik dalam belajar tentang berpikir kritis dan memecahkan masalah yang ditemukan (Rerung, N., Sinon, I. L., & Widyaningsih, S. W. 2017). Model pembelajaran problem base learning lebih menekankan atas pemecahan masalah yang diberikan. Permasalahan yang disajikan merupakan masalah yang dekat dengan peserta didik seperti kehidupan sehari-hari. Hal itu bertujuan agar pemahaman yang dialami peserta didik dapat diimplementasikan di dunia nyata dan dapat membantu peserta didik dalam proses pemecahan masalahnya. Oleh sebab itu, penting sekali model pembelajaran problem base learning diimplementasikan sedari dini mulai dari kelas 1 untuk melatih dirinya dalam membangun pengetahuannya, kerjasama, berpikir kritis, dan memecahkan masalah yang ditemukan.
Adapun langkah pembelajaran yang dilakukan menggunakan tahapan dari model pembelajaran problem base learning (Nurtanto, M., & Sofyan, H. 2015) sebagai berikut. 1) Orientasi peserta didik pada masalah. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik seperti "Coba perhatikan benda disekitarmu, berbentuk apakah mereka? kemudian memberikan penjelasan terkait bangun ruang. 2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. Langkah ini dilakukan dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan memberikan bahan diskusi. Dalam hal ini, peserta didik diberikan mystery bag yang berisi benda-benda dengan bentuk kubus, balok, tabung, dan bola. 3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Langkah ini dilakukan dengan guru memberikan bimbingan dan pendampingan dalam peserta didik berdiskusi. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Langkah ini dilakukan dengan peserta didik melakukan presentasi atas hasil diskusinya bersama kelompok. Presentasi ini dilakukan secara terbimbing dengan pendampingan guru. 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Langkah ini dilakukan dengan guru memberikan tanggapan dan menyimpullkan hasil presentasi.
Melalui langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan diharapkan peserta didik kelas 1 dapat terlatih dirinya dalam membangun pengetahuannya sendiri, bekerjasama, dan memecahkan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat bermakna dan memberikan pengalaman tersendiri dalam mengembangkan wawasan serta keterampilannya dalam berbagai aspek perkembangan secara mandiri. Hal tesebut sesuai dengan konsep kurikulum merdeka bahwa pembelajaran dilakukan dengan berpusat pada peserta didik dan memerdekakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H