KAWAH PUTIH CIWIDEY
Â
Kawah Putih Ciwidey Bandung Selatan, merupakannama yang menyimpansejumlahpertanyaan, sebagian karena kabut mistis dan kandungan belerangnya tinggi, sebagian karena sempat ada ketidakpastian mengenaiakses menuju Kawah Putih yang pernah diberitakan tertutup karena longsor. Padahal akses ke Kawah Putih sudah cukup lama dibuka kembali.
Deretan pepohonan menuju gerbang wisata Kawah Putih Ciwidey terlihat asri. Tepian kawah masih sekitar 5 km lagi dari sini. Sebelumnya ada tengara masuk ke Kawah Putih di tepikiri perigaan. Di pintu gerbang Kawah Putih kami membayar tiket. Tiket untuk mobil ternyata sangat mahal, Rp.150.000, sedangkan per orang Rp.15.000.
Jika ingin hemat, pengunjung parkir di parkirbawah Kawah Putih, dan naik angkutan umum dari parkiran. Setelah melewati jalan berkelok, kami sampai di parkiratas yang luas. Tidak lama setelah turun, kepala terasapening, mungkin karena pasokan oksigen kurang, juga karena udara Kawah Putih mengandung kadar belerang tinggi.
Di ujung jalan menurun ini terlihat Kawah Putih Ciwidey. Sebelumnya ada jalan ke kiri ke Kawah Saat. Kawah Putih Ciwidey sesungguhnya adalah danau kawah yang terbentuk akibat letusan Gunung Patuha yang terjadi pada abad ke-XII. Pada abad ke-X, Gunung Patuha meletus menciptakan Kawah Saat. Air Kawah Putih terlihat hijau keputihan.
Hawa cukup dingin namun bau belerang tidak lagi mengganggu. Masyarakat Ciwidey dulu menganggap Gunung Patuha sebagai gunung keramat, tempat bersemayamnya para karuhun dan pusat kerajaan jin. Pada 1837, Dr. Franz Wilhem Junghuhn, melakukan perjalanan ke Bandung Selatan, dan menemukan suasananya sangat sepi, tanpa seekor binatang terlihat.
Masyarakat menjelaskan bahwa burung yang terbang melintas di atas kawasan itu jatuh mati karena tempatnya angker. Junghuhn tidak percaya, ia meneruskan perjalanannya menembus hutan. Ia pun menemukan danau indah berwarna putih kehijauan dengan bau belerang menyengat. Kawah Putih Ciwidey ditemukan, misteri mengapa burung tidak melintas pun terjawab.
Kawah Putih Ciwidey tampa kcukup ramai dikunjungi meskipun bukan akhir pekan. Tidak ada nya tempat duduk di sekitar kawah ini tampaknya memang disengaja oleh pengelola karena kandungan belerang kawah yang sangat tinggi. Kawah Putih juga merupakan satu-satunya tempat wisata di wilayah Ciwidey yang tidak menyediakan tempat makan.
Di pinggir kawah terdapat gua bekas tambang belerang dari jaman Belanda, yang diolah di pabrik belerang Zwavel Ontgining Kawah Putih. Padajaman Jepang, namanya menjadi KawahPutih Kenzanka Gokoya Ciwidey
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H