Mohon tunggu...
Yayaneka _045
Yayaneka _045 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Televisi Apa Masih Memikirkan Pemirsanya?

28 September 2015   17:22 Diperbarui: 28 September 2015   18:21 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Media komunikasi merupakan alat bantu dalam melakukan komunikasi. Alat komunikasi  digunakan untuk memindahkan informasi  atau pesan yang berasal dari sumber kepada penerima. Bentuk komunikasi bermacam-macam, ada yang membutuhkan media komunikasi ada yang tidak. Jika kita melakukan komunikasi  secara tatap muka langsung tentu kita tidak memerlukan media komunkasi. Namun ada juga orang yang menganggap bahwa bertatap muka langsung itupun masih menggunakan media yaitu panca indra. Jenis komunikasi yang lebih sering menggunakan media komunikasi seperti komunikan tidak memungkinkan untuk bertemu secara langsung dengan komunikator. Dan fungsi dari media komunikasi adalah

Media komunikasi yang ada di Indoensia sudah sangat berkembang masyarakat di Indonesia sangat antusia dengan segala bentuk perkembangan teknologi di Indeonesia. Ini merupakan prosentase pengguna media yang ada di Indonesia menurut Nielsen (21/05/2014), konsumsi media di Indonesia memperlihatkan bahwa televisi menduduki peringkat pertama sebagai media yang banyak digunakan (95%), selanjutnya disusul oleh internet (33%), radio (20%), surat kabar (12%), tabloid (6%) dan majalah (5%). Dari prosentasi atau hasil survei yang dilakukan neilsen diatas, bahwa televisi merupakan media komunikasi yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan televisi menjadi suatau media yang komplit, dan mudah digunakan. Dari televisi masyarakat dapat memantau perkembangan pemerintahan yang sedang berjalan, mendapatkan edukasi dari acara – acara yang ditayangkan, dan tentunya berbagai hiburan yang disajikan dalam program – program yang menarik.

Dari begitu besar pengguna televisi di Indonesia, hal ini telihat dari masyarakat yang ada di daerah pedesaan mereka sudah mulai memasang parabola. Karena susahnya mendapatkan sinyal televisi yang ada didalam pedesaan. Tersebut hal ini harusnya menjadi salah satu tempat yang digunakan para pemiliki stasiun televisi yang ada di Indonesia untuk terus mengedepankan program  yang bermanfaat bagi rakyat Indonesia. Seperti fungsi media komunikasi menginformasi, mendidik, mempengaruhi, dan menghibur. Tentunya stasiun televisi Indoensia menyuguhkaan hal – hal yang berisikan seperti fungsinya. tayangan yang mudah dimengerti masyarakat, bersifat netral, dan hiburan namun tetap mengedukasi. Karena televisi menjadi tempat masyarakat melihat dunia yang leih luas lagi.

Namun pada prakteknya, stasiun televisi Indoensia hanya memegang prinsip seperti fungsi diatas hanya pada tahun – tahun awal berdirinya stasiun televisi. Media televisi yang masih pada tahun awal memiliki program – program yang menarik.dan didalamnya selalu ada informasi yang bermanfaat untuk para pemirsanya. Seperti pada tahun 1990-an sinetron tayang mingguan, episodenya pun tidak panjang hanya kurang lebih 50 epidose, jam tayangnya pun hanya satu jam dan cerita sinetron pada tahun itu memiliki ujung atau tamat. Sedangkan sekarang sinetron tayang setiap hari, episodenya pun sampai ratusan, jam tayangnya mulai dari dua jam ada juga yang empat jam,dan ceritanya akan tamat jika sinetron sudah mulai kehilangan pemirsanya. Juga sekarang sudah jarang kita  melihat acara di minggu pagi atau pada weekend , yang menyuguhkan acara anak – anak, seperti

sumber:https://funnyanime.net/content/uploads//images/August2015/Jadwal-acara-tv-hari-minggu--tahun-90-vs-2015.jpg

hal ini sudah terlihat dari  pada tahun 90-an acara anak pada hari minggu itu memiliki durasi sampai jam sebelas siang, tapi sekarang pagi hari saja paling hanya ada satu sampai dua film anak – anak yang diputar dan dilanjutkan gossip atau acara musik yang bahkan acara musiknya itu konten atau informasi tentang musiknya itu bisa dibilang tidak ada.

Dengan durasi waktu yang tidak melihat kebutuhan masyarakatnya atau pemirsanya ini tentu akan mempengaruhi kebiasaan mereka di kesehariannya. Seperti sinetron atau ftv yang tayang pada jam pulang sekolah dan jam berlajar. Ini tidak sesuai untuk anak – anak yang sudah menonton sinetron pada usia dini karena akan mempengaruhi pola pikir mereka, mereka akan menganggap bahwa kehidupan yang ditampilkan disinetron atau ftv itu benar adanya. Padahal itu hanyalah fiksi, jika anak – anak melihat tanpa didampingi orang tau mereka akan mencerna mentah – mentah apa yang mereka lihat. Ini akan mempengaruhi pertumbuhan mereka.

Merdeka.com - Aksi pembunuhan yang sering terjadi tak pernah lepas pelakunya merupakan orang-orang dewasa. Tapi seiring banyak kasus yang muncul, banyak pula pelaku pembunuhan dilakukan oleh bocah ingusan.
Seperti yang terjadi di Bandung, SF yang masih duduk di bangku SMP berani menghabisi nyawa temannya secara sadis. Padahal korban yang bernama PD itu pernah menjadi cinta monyetnya alias mantan pacar.
Dia nekat membunuh korban dengan membacokkan palu ke kepala PD hingga korban terkapar. SF melakukan perbuatan keji itu lantaran cemburu siswi SMP 51 Bandung tersebut sudah memiliki pacar baru. Selain itu, pengakuan SF dia membunuh karena ingin memiliki HP korban.
Berikut cerita SF si 'pencabut nyawa' asal Bandung yang tega habisi mantan pacarnya: PD (13) ditemukan tak bernyawa di pematang sawah dengan luka di bagian kepala. Dia dihantam palu oleh seorang pria. Polisi saat ini masih melakukan pengejaran terhadap pelaku.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Inspeksi, Kali Cidurian, Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung pada Senin (31/8) sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu saksi dari kejauhan melihat seperti adanya pertengkaran antara korban dan pelaku.
"Saksi ketika sedang menurunkan barang di tempat kejadian perkara melihat di sawah ada orang yang sedang melakukan penganiayaan," kata Kasubag Humas Polrestabes Bandung Kompol Reny Marthaliana kepada merdeka.com, Senin (31/8).
Korban yang tercatat sebagai siswi SMP 51 Bandung tersebut kemudian terlihat terkapar dengan cucuran darah di kepala. Kemudian pelaku tunggal tersebut melarikan diri menggunakan sepeda motor.
"Pelaku kemudian melarikan diri," ungkapnya.
Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi. Beberapa temuan yang diduga pelaku untuk menghabisi nyawa korban seperti palu ditemukan. "Saat ini pelaku sudah diamankan kami.".

Itu adalah salah satu kasus yang terjadi salah satu dampak anak yang di hegemoni sinetron dari kecil dan tidak diawasi oleh orang tuanya. Anak SMP sudah punya pikiran sampai membunuh temannya ? itu sangat memprihatinkan. Kita lihat sekarang bayak sekali anak smp yang pacaran dimana saja bahkan tidak memikirkan tugasnya sebagai pelajar. Ini yang ditampilkan di sinetron atau ftv yang menayangkan isah cinta –cinta diumur mereka, dan dianggap itu adalah salah satu tren, karena jika belum pernah pacaran mereka akan merasa seperti orang ketinggalan zaman.

Menurut Gramsci dalam Pengatar Teori Komunikasi 2 mengenai hegemoni didasarkan kesadaran Marx tentang kesadaran palsu (fase consiousnes), suatu keadaan dimana individu – individu tidak sadar mengenai dominan yang tejadi dikehidupan mereka. Pemirsa penikmat televisi yang terus menerus di jejali dengan tayangan – tayangan yang tidak mendidik. Tenunya lama kelamaan pemirsa akan merasa bahwa yang ditayangkan itu mulai mereka contoh. Karena salah satu fungsi media adalah mempengaruhi.

Pertelevisia Indonesia sekarang harus lebih lagi memperhatikan dampak apa yang akan terjadi jika konten acar yag diberikan tidak mendidik. Pasalnya acara televisi sekarang semuanya tidak mengandung fungsi media komunikasi, yang sebenarnya itu harus disuguhkan kepada masyarakat. pertelvisian Indoenesia harus banyak bebenah, karena televisi di Indoensia sangat mempengaruhi pola kehidupan yang ada di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun