Mohon tunggu...
Yayan Sugiana
Yayan Sugiana Mohon Tunggu... TNI AL -

Suami dari seorang istri dan bapak dari tiga orang anak yang berkeinginan besar dapat memberi manfaat kepada lingkungan tempatnya berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Appamma Kajjallappa, Ratu yang Jatuh Miskin

15 November 2010   04:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:36 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_75313" align="alignleft" width="154" caption="sumber gambar: google"][/caption]

Pada tahun 717 -720 hidup Umar bin Abdul Aziz dengan segala kesederhanaannya. Konon, Umar hanya akan menyalakan lampu inventaris dinasnya hanya untuk urusan pekerjaan saja. Setelah itu lampu dimatikan dan digantikan dengan lampu milik pribadinya. Kekayaannya ketika sebelum menjadi khalifah mencapai angka 40.000 dinar dan ketika pensiun dari jabatan tersebut karena meninggal dunia, hartanya menyusut tinggal 400 dinar saja. Bahkan pakaian yang dimilikinya hanya satu-satunya yang melekat di badannya itu. Seluruh harta Umar bin Abdul Aziz diperuntukkan bagi kemakmuran umat yang dipimpinnya.

Pola hidup yang hampir sama dipilih oleh mantan Ratu India, Appamma Kajjallappa. Istri ketiga Raja Venkateswara Ettappa, penguasa di Virudhunagar, India itu saat ini benar-benar jatuh miskin.

Lantas kemanakah perginya seluruh harta kekayaannya itu? Selama hidupnya seluruh kekayaan dipersembahkan bagi kesejahteraan rakyatnya. Istananya telah dijadikan bangunan sekolah sesuai dengan permintaan rakyatnya. Seluruh harta benda peninggalan almarhum suaminya diberdayakan dalam pembangunan fasilitas umum. Ia jauh lebih merasakan lebih sengsara manakala rakyatnya hidup dalam kemiskinan.

[caption id="attachment_75321" align="alignright" width="230" caption="sumber gambar: google"]

128979343473430240
128979343473430240
[/caption]

Kini perjuangan berat dalam menjalani kerasnya kehidupan harus dijalani Appamma Kajjallappa, sekalipun hanya untuk mendapatkan sesuap nasi. Bersama anaknya ia hidup dalam gubuk reyot  minim ventilasi.

Sebagai pemimpin, sanggupkah kita berkorban seperti mereka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun