Saya pun kemudian menambahkan ke tangannya selembar 50 real.
“Masih kurang. Buku Bukhari itu harganya 200 real” ia pun mengulangi kata-kata yang tadi telah diucapkannya.
"Anda bisa mencari kekurangannya dari yang lain," seru saya sambil menarik kembali lembaran 50 real.
Tak lama kemudian dia pun beranjak dari sebelah saya. Sebelumnya ia meminta kembali uang yang 50 real itu. Saya serahkan kembali lembaran tersebut.
Apakah saya lolos dalam ujian keikhlasan tersebut? Walallahualam bishawab. Yang pasti, setelah anak muda itu menghilang dari pandangan, saya pun kemudian menyesalinya. Mengapa tidak digenapi saja uang yang diperlukannya hingga 200 real. Siapa tahu dia memang benar-benar sedang kepepet. Sipa tahu dia memang benar-benar sedang memerlukan Kitab Bukhari itu.
Tulisan ini juga dimuat di blog pribadi saya: www.tipsmencarijodoh.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H