Mohon tunggu...
Yayak Mahardika
Yayak Mahardika Mohon Tunggu... wiraswasta -

Penggemar gorengan sekalian penyruput kopi | pemerhati cewek |bukan cowok | Menulis curahan hati di |https://lukojoyosindikat.wordpress.com| yayak.mahardika@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mak Lampir Ternyata Masih Ingusan Ketimbang Taat Pribadi

2 Oktober 2016   08:38 Diperbarui: 27 November 2016   17:29 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang Tunai SF: www.metroasahan.com

Sejak kecil sudah terbiasa, mengadu tokoh-tokoh pahlawan super dalam sebuah film anak-anak. Misalnya saja, saya aduh nih, lebih kuat mana Satriya Baja Hitam dengan Power Ranger?. Sihir siapa yang paling jago antara Doraeman dengan Harry Potter?. Dan jika ditimbang lagi, lebih hebat mana antara penyelidik Indonesia dengan Detektif Conan dalam mengungkap kasus pembunuhan kopi bersianida?. Perlu diketahui saja, bahwa sidang pembunuhan tersebut memiliki episode yang hampir menyamai banyaknya episode sinetron Tersanjung yang pernah tayang di salah satu TV swasta.

“Dalam imaginasi saya, siapapun sudah pernah aku adu, kecuali, Presiden Joko Widodo  vs mantan calon Presiden Prabowo dalam sebuah adu gulat, ini rahasia lo, jangan bilang siapa-siapa, nanti saya kena pasal ujaran kebencian”. Aku membatin.

Kebiasaan tersebut, ternyata menjadi hobby sampai saat ini. Kali ini, yang niat saya adu adalah keduanya merupakan tokoh dari golongan hitam. Keduanya pula, masing-masing memiliki kesaktian luar biasa bisa dikatakan sepadan. Siapa itu,  yakni Mak Lampir penguasa gunung merapi dan Taat Pribadi pimpinan padepokan kanjeng dimas di Probolinggo.      

Seperti yang diketahui kebanyakan orang, Mak Lampir diidentikkan sebagai ratu aliran hitam dan memiliki segudang ilmu kanuragan kelas wahid. Aji paling saktipun, Aji Pancasona, Aji Rawarontek dan Aji Jaran goyang telah dikuasainya. Bahkan, konon, ia juga memiliki ilmu keabadian. 

Tetapi, bila dibandingkan dengan Taat Pribadi, pemimpin padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo itu Mak Lampir hanyalah butiran debu. Tersebab, trend kesaktian (kesaktian juga mempunyai trend bukan fashion saja) sebagai keperkasaan dan simbol kewibawaan telah bergeser pada kesaktian sebagai kebutuhan dengan kata lain kesejahteraan.

Lantas, seiring dengan jalannya waktu tentunya membawa pengaruh tersendiri bagi bangsa Indonesia. Perubahan demi perubahan dilalui begitu cepat. Perubahan di bidang pertanian, kesehatan, politik, sosial, bahkan cara pandang dan gaya hidup masyarakat mampu menggeser nilai-nilai yang ada.

Oleh karena itu, lain dulu lain sekarang, kini, Mak Lampir dan sederet kesaktiannya tak laku di era kekinian, Kwe kwe kwe (ketawa khasnya), bukan karena tidak percaya dengan kesaktiannya. Tetapi jaman telah berubah bukan kesaktian yang dimiliki Mak Lampir yang dibutuhkan tetapi bagaimana kebutuhan itu dipenuhi dengan kesaktian macam mendatangkan uang secara ghaib seperti yang dilakukan oleh Taat Pribadi di padepokannya.

Jika dihadapkan dua pilihan, siapa pun akan memilih kesejahteraan ketimbang keperkasaan simbol kesaktian tadi. Apalagi karakteristik masyarakat kekinian yang kian kapitalis, soal materi mereka paling mengerti, tak usah diajari dan diprovokasi, naluri kemanusiaannya akan mendorongnya untuk memilih kesejahteraan karena kesejahteraan mampu membeli apa saja yang diinginkan. Berbeda dengan keperkasaan yang hanya akan membuat orang lain takut dan segan saja kepada kita.

Cobalah bertanya kepada wanita, ia tak akan memilih lelaki perkasa saja. Ia akan memilih lelaki perkasa nun sejahtera. Karena keduanya merupakan elemen dasar kebahagiaan paripurna bagi setiap wanita.

Sebagai motivasi, jika kamu tergolong lelaki yang perkasa tanpa sejahtera. Berbahagialah dan Jangan wasmelang,wanita tetap akan memilihmu karena kenikmatan keperkasaanmu mengalahkan nikmatnya kesejahteraanmu. Begitu pun juga dengan lelaki yang tergolong sejahtera tanpa keperkasaan. Mak Erot selalu membuka pintunya memberikan terapi pada perkakasmu. Geblek,  

Kembali lagi ke atas, ditengah pahitnya perekonomian dunia yang berdampak pada Indonesia saat ini dan bukan rahasia lagi mahalnya sebuah demokrasi, sosok Taat Pribadi tampil sebagai solusi alternatif terhadap berbagai persoalan kemiskinan selama ini. Dimata pengikutnya yang kebelet kaya itu, Taat Pribadi merupakan jelmaan malaikat pembagi rizki dan mesin pencetak uang.  Tidak hanya rakyat jelata, bahkan disebutkan politisi, pejabat negara dan petinggi TNI maupun Polri juga ikut berbondong-bondong menggunakan jasanya melipatgandakan uang. Percaya atau tidak, tetapi itulah yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun