Mohon tunggu...
Yayah Dzarotun
Yayah Dzarotun Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMPN Satu Atap Cibitung

Saya ini seorang ibu yang siap mengabdi untuk kemajuan ibu pertiwi.Bekerja dengan ikhlas demi mengharap ridho Ilahi.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Selamat Jalan Ibu Guruku, Jasamu akan Ku Kenang Selalu

21 Agustus 2024   20:30 Diperbarui: 21 Agustus 2024   20:41 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber SMPN 8 Tamsel

Penulis  : Yayah Dzarotun N. (Kepala SMPN 8 Tambun Selatan)

Hari ini,Senin (5/8/2024) keluarga besar SMPN 8 Tambun Selatan berduka.Pagi ini salah seorang guru,ibu Widarningsih,S.Pd telah pergi untuk selamanya.Duka mendalam menyelimuti keluarga besar SMPN 8 Tambun Selatan Kab.Bekasi.

"Berita duka ini sungguh mengagetkan Kami,Kamis kemarin Saya masih berbincang dengannya,"kata Ibu Ade dengan suara parau .Kedua pipinya basah oleh air mata kesedihannya.

Seyogyanya upacara hari senin ini yang menjadi pembina upacara adalah alm ibu Widarningsih.Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB namun alm belum juga hadir di sekolah.Miss Mira langsung meminta Saya,sebagai pembina upacara."Maaf bu,apakah ibu bersedia menjadi upacara?,"tanya Miss Myra.Saya jawab,"Memang siapa pembina upacaranya?,"Ibu Widarningsih,jawab Miss Myra tegas."Saya mau jaga gerbang,sebaiknya Miss saja yang jadi pembina."."Siap bu",jawab Miss Myra.

Upacara berjalan lancar,semua tertib mengikuti jalannya upacara.Satu hal yang aneh dihari senin ini,tidak ada siswa yang terlambat,berbeda dengan hari biasanya."Tumben,kok tidak ada anak yang terlambat ya," bisik bathinku.

Upacara selesai,sebagai kepala sekolah saya minta waktu untuk menyampaikan evaluasi dan informasi kegiatan sekolah sebelum para  siswa dibubarkan. Pada saat saya berbicara,Miss Mira mencolek-colek  tangan saya dan menyampaikan berita duka ini. Sontak keluar ucapan "Innalillahi wa inna ilaihi Rojiun,sesungguhnya Kami milik Allah dan sungguh Kami akan kembali kepada Allah,dan sungguh hanya kepada Tuhan Kami tempat kami kembali.". Pak H.Dadang menyampaikan berita duka ini kepada para siswa dan mengajak para siswa untuk berdoa bersama untuk almarhum."Semoga almarhum beristirahat dengan tenang di Sisi Allah SWT",Aamiin.

SMPN 8 Tambun Selatan banjir air mata. "Kami sangat kehilangan, beliau adalah guru kami yang paling baik,sabar dan sangat peduli dengan Kami,"kata Dea siswa kelas 9 sambil terus meneteskan air mata. Tangis kesedihan guru dan para siswa pecah dalam pelukan. 

Pukul 09.00 WIB, Kamipun berjalan menuju  ke rumah duka yang terletak tidak jauh dari sekolah. Kain batik panjang berwarna coklat menutupi jasad almarhum. Untuk yang terakhir kalinya Kami melihat wajah almarhum."Selamat jalan Bu Guru,doa Kami menyertaimu,maafkan semua kesalahan Kami". Pukul 13.00 WIB,almarhum di bawa ke kampung halamannya untuk dimakamkan. Suara sirine dari mobil ambulan berlari kencang membawa almarhum dengan membawa sejuta kenangan indah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun