Mohon tunggu...
Yayah Dzarotun
Yayah Dzarotun Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMPN Satu Atap Cibitung

Saya ini seorang ibu yang siap mengabdi untuk kemajuan ibu pertiwi.Bekerja dengan ikhlas demi mengharap ridho Ilahi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bertahan demi Sebuah Impian Besar

13 Desember 2023   23:33 Diperbarui: 13 Desember 2023   23:44 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Yayah Dora

Ketika mulut berbicara tentang kejujuran hatiku merintih pedih,jantungku berdebar keras dan butiran air mat a keluar dari kedua mataku. "Asal bapak/ibu ketahui, Saya sudah bertugas di sekolah kecil ini  selama hampir 7 tahun."

"Tak ada suka yang ada hanyalah air mata"

"Di sekolah ini  Kami berhadapan langsung dengan kehidupan nyata para siswa yang rata-rata berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.

Buat makan saja susah apalagi buat sekolah.Seringkali mereka tidak masuk ke sekolah karena tidak ada ongkos sehingga mereka harus berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk sampai di sekolah.Mereka hanya membawa uang jajan seadanya bahkan lebih sering tidak jajan karena tidak ada uang."

"Bapak /ibu bisa bayangkan bagaimana sulitnya kehidupan mereka, tugas Kami sebagai pendidik adalah hanya menyuruh mereka untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun."

"Di sekolah kecil ini Kami menemukan banyak pelajaran hidup, bagaimana cara menunjukkan rasa simpatik,empatik dan rasa kepedulian."

"Kami sangat peduli dengan murid-murid Kami,mereka juga punya hak yang sama untuk mendapatkan fasilitas belajar yang layak."

Tetiba semua peserta musyawarah masyarakat desa Ciasem terdiam. Ekspresi diam itu,bisa karena mereka paham dengan apa yang saya sampaikan atau diam karena ketidaksukaannya atas sikapku untuk mempertahankan sekolah kecil itu. SMPN Satu Atap CBT ini berdiri sejak tahun 2008,sampai saat ini usianya sudah 15 tahun berdiri.SMP yang berdiri di area SDN Kartini dengan luas 2.020 meter persegi memang kurang diminati oleh masyarakat desa Cibuntu. Faktor penyebabnya adalah karena keterbatasan sa/pras dan tidak memiliki aset tanah sendiri. Bangunan milik sendiri dibangun dari dana APBN dengan jumlah 4 lokal ruang kelas. Selaku kepala sekolah,saya selalu memberikan semangat kepada guru,siswa dan orang tua bahwa keterbatasan sa/pras bukan penghalang untuk maju.

Moto sekolah yang berbunyi "Aku datang,aku belajar dan aku pinter"menjadi jargon bagi semua warga sekolah.

Alhamdulillah sekolah kecilku kini sudah tumbuh dan berkembang menjadi sekolah kecil yang hebat. Berbagai prestasi sudah diraih baik dibidang akademik ataupun non akademik.Saya dan guru aktif menulis buku,ikut tantangan Talenta Jabar,dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun