Mohon tunggu...
NUR HIDAYATI
NUR HIDAYATI Mohon Tunggu... PNS -

Saya bekerja sebagai pegawai pemerintah lulusan IKIP Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Persembahan Terakhirku buat Ujian Nasional

10 Februari 2014   14:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:58 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Persembahan Terakhirku buat Ujian Nasional

( sebuah perjalanan satu dekade)

Yang tidak bisa kulupakan dalam 10 tahun terakhir ini bahkan ketika aku memutuskan untuk menerima amanah itu adalah Penyelenggaraan Ujian Nasional, capek, siaga, senang, sedih, khawatir, dag dig dug, puas pokoknya segala rasa ada. Ketika mereka memintanya, aku dengan senang hati memberikannya, Take it!

Bukan Project Oriented bekerja dalam Ujian Nasional ini, tak selaras jika diukur dengan tambahan uang yang kita terima. Selama ini kita bekerja dengan hati, mengedapankan jiwa korsa tidak otot-ototan, kerjasama yang begitu luar biasa dengan Teamwork,rekanan dan teman-teman seJawa Tengah, dan seluruh pihak yang terlibat.Siap dalam 24 jam sehari semalam, HP ON terus bahkan siap saat berdering tengah malam atau pagi buta.

Awalku terjun dalam penyelenggaraan ini, bahkan kita tak diberi arsip apapun, segala regulasi kita sendiri yang susun, mulai dari Pendataan, SK-SK yang seabrek, Pedoman dan juknis-juknis padahal aku baru mutasi dari Fungsional ke struktural. Alih-alih dana, honor dan uang saku, ATK dan fotocopy aja kita tidak tau mesti minta ganti pada siapa.

Jadi, bukan UANG yang jadi primadonaku, bukan BENDAHARA UN tujuanku, Lancarnya penyelenggaraan Ujian Nasional adalah tujuan kita bersama. Yaa, meski aku juga mengharap dapat tambahan imbalan uang lelah dari kerja keras kita selama ini. Katakanlah dapat itu hanya bisa menggantikan uang jajan yang aku tinggalkan ketika aku meninggalkan anak-anakku, atau aku Cuma bisa mencicipi makanan luar sebagai kuliner referensi ketika aku melaksanakan perjalanan dinas.

Anggaran Ujian Nasional dapatlah sekedar subsidi dari Pemerintah Pusat, yang waktu itu untuk sekolah, subrayon dan rayon. Kita yang di rayon bekerja dari awal sampai akhir pelaporan mendapat alokasi yang paling sedikit, jika kuhitung dengan matematikaku benar-benar tidak cukup, pendampingan dari Pemkab dan Pemrov juga belum ada, belakangan kita mengajukan dengan membuat telaah staf, nota dinas atau TOR ( Term Of Refernce), turunlah dana tersebut juga tidak dengan mudah.

Dan, ketika Pimpinan mempercayakan aku jadi bendaharanya pada tahun kedua aku ikut bersamanya sampai Tahun 2013, total 9 tahun aku jadi bendahara UN APBN dalam sepuluh tahun perjalanan bersamanya. Aku terima dengan resiko tugas tambahan selain segala administrasi keperluan Ujian Nasional. Bukan hanya SPJ nya, hampir segala keperluan penyelenggaraan.

Dengan segala kebijakan pimpinan yang berbeda-beda, aku berusaha sebaik mungkin mengelola keuangan Ujian Nasional, membayar biaya-biaya yang memang semestinya dikeluarkan, sungguh luar biasa pengeluarannya jika tanpa pendampingan.

Mungkin sebagian kita mengatakan maulah wong dapat banyak honor. Bukan!

Aku memang menikmati menjalani tugas ini karena bekerja dengan orang-orang daerah lain dan provinsi seperti saudara, bahkan seperti ibuku.

Sampai saat ini aku kangen pada beliau, bundaku kedua. Jika datang ke Rembang tak pernah sekalipun mau menerima traktiranku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun