Puisiku merajuk pada malam
Berlari bersama dinginnya jiwa
Merasuki dinding kosong hatinya
Darinya kupunguti cumbuan mereka
Puisiku mencuri lenguh dari bilik kamar
Mengurai nelangsa di kelopak mata redupnya
Noda mereka padanya ; di bibir, leher, dada dan kemaluan
Puisiku menggumuli ketelanjangannya, melacurkan takdirnya
Puisiku masih melacurkannya, masih...
Tak mampu mendongakkan kepalanya dari segunung cibiran
Tak juga menyudahi tubuh mereka menyetubuhi tubuh matinya
Aku rindu memulangkan puisi-puisiku padanya yang tak pernah melacur!
___________________________________________________________________________
The small a part of Puisi Tambeng on
http://thedarknessofsatire.blogspot.com/2012/06/puisiku-melacurkannya.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI