Oleh: Yahya Ado
DI NTT, 6.518 orang terpaksa kehilangan penghasilan karena pandemik covid-19. Angka yang tak sedikit.Â
Mereka yang harus menghidupi keluarga mereka, berusaha asap dapur mereka tetap mengepul, terpaksa tunduk pada kejamnya wabah virus yang makin ganas ini.
Perusahaan tak bisa lagi memberi mereka gaji karena penghasilan mulai menipis. Apa daya, dirumahkan adalah pilihan untuk semua  bertahan hidup. Entah apa caranya, mereka harus mencari jalan pulang masing-masing.
Ke kampung adalah pilihan untuk kembali. Kerena di sana, sepiring nasi bisa dimakan berdua sama keluarga. Kurang garam masih bisa berharap ke tetangga. Di kampung masih banyak senyum yang menguatkan.
Jika ada lahan di sekitar rumah, berkebun adalah pilihan untuk mencari kesibukan. Menanam apa saja yang bisa dimakan. Agar tak perlu keluarkan uang untuk membeli.Begitu juga yang gemar melaut, para tukang, dan profesi lainnya. Mereka bertahan untuk bekerja. Untuk bisa bernapas secara gratis.
Akankah kartu pra kerja juga buat mereka? Bantuan Langsung Tunai (BLT) buat mereka? Bantua sosial lainnya buat mereka?Â
Semoga saja. Di kondisi normal, hak mereka sudah terbiasa dikebiri. Apalagi di saat darurat. Semoga mereka tetap kuat hingga wabah ini takluk.Â
SELAMAT HARI BURUH
 2 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H