Mohon tunggu...
Yaya Cahyana
Yaya Cahyana Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

Kalahkan Kemiskinan dengan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Minat Belajar Siswa di Era Pandemi Covid-19 Menggunakan Bagan Aljabar

1 Mei 2020   21:52 Diperbarui: 1 Mei 2020   22:07 2321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilansir dari Jakarta, KompasTV. Dampak mewabahnya virus corona kini juga telah dirasakan oleh dunia pendidikan. Organisasi Pendidikan, Keilmuwan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO menyebut hampir 300 juta siswa di seluruh dunia terganggu kegiatan sekolahnya dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.

Presiden Joko Widodo sudah mengimbau untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah semasa pandemi virus corona ini. Pemerintah juga memutuskan untuk membatalkan Ujian Nasional 2020. Seberapa besar dampak virus korona terhadap dunia pendidikan di Indonesia? Efektifkah langkah belajar dari rumah yang sudah berjalan selama ini? Untuk menekan penyebaran corona, sejak 16 Maret 2020 pemerintah memutuskan agar siswa-siswi belajar dari rumah. Tak hanya itu, Presiden Jokowi telah menetapkan pembatalan UN 2020 akibat pandemi corona atau Covid-19.

Kebijakan ini diharapkan pemerintah bisa mengurangi mobilitas pelajar dan mahasiswa sehingga dapat menekan penyebaran corona. Dalam praktiknya, proses belajar mengajar di rumah, siswa dan guru dibantu dengan aplikasi belajar online. Namun, sejumlah kesulitan ditemui para guru saat menjalankan metode belajar dari rumah.

Belajar di rumah menjadi langkah yang dinilai ampuh dalam memutus rantai penyebaran virus corona. Namun, tak sedikit orangtua dan siswa yang kerepotan dengan kegiatan ini sehingga diperlukan kiat khusus. Hal ini menjadikan sebuah tantangan bagi seorang guru yang harus mampu melaksanakan berbagai inovasi pembelajaran ditengah situasi covid-19 ini. Inovasi belajar seperti apa yang  bertujuan untuk merangkul siswa agar terlibat secara aktif dalam belajar dan membangkitkan minat belajar siswa khususnya dalam pembelajaran  matematika?

Menurut Nana Sudjana (1995: 26) hasil belajar yang dicapai dipengaruhi dua faktor utama, yakni: faktor dalam diri sendiri dan faktor yang datang dari luar diri atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari dalam diri terutama kemampuan yang dimiliki. Faktor kemampuan besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar yang dicapai. Hasil belajar di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki dan 30% dipengaruhi oleh faktor dari luar yaitu faktor lingkungan.

Selain faktor di atas ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar atau prestasi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto (2003: 54) dapat dirinci sebagai berikut:

1) Faktor internal, meliputi:
-Faktor jasmaniah: terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh.
-Faktor fisiologis: terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kedisiplinan.
-Faktor kelelahan: terdiri dari kelelahan jasmani dan rohani.

2) Faktor eksternal, meliputi:
-Faktor keluarga: terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan talar belakang kebudayaannya.
-Faktor sekolah: terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin siswa, keadaan gedung dan tugas rumah.
-Faktor kegiatan masyarakat: terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, masa media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Sedangkan menurut Muhibbinsyah (2002: 139) selain faktor internal dan eksternal, juga terdapat faktor pendekatan belajar, yaitu "pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu".

Melihat kondisi seperti ini, sehingga siswa di lingkungan rumah saya merasakan dampaknya tidak memperoleh pembelajaran yang maksimal. Maka dari itu saya mencoba berinovasi untuk memberikan salah satu alternatif pembelajaran yang berkaitan dengan minat belajar matematika siswa.  Inovasi Pembelajaran yang saya buat yaitu BAGAN ALJABAR yang membahas mengenai materi persamaan kuadrat kelas VIII. Inovasi Pembelajaran ini juga syarat akhir untuk memperoleh nilai Mata Kuliah Inovasi Pembelajaran yang diampu oleh Bapak Dr. H. Sutirna, S.Pd., M.Pd.

Bagan Aljabar merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dalam memperoleh materi pembelajaran matematika khususnya pada materi Persamaan Kuadrat. Bagan Aljabar didesain sedemikian rupa untuk memudahkan peserta didik dalam mencari suatu nilai akar-akar persamaan, sehingga menambah semangat dan antusias peserta didik dalam proses belajar, sehingga tujuan penelitian dan pembelajaran tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun