Mudik lebaran sudah diizinkan lagi. Tahun 2022 menjadi salah satu tahun yang membahagiakan bagi umat Islam. Presiden Joko Widodo sudah memberikan pernyataan bahwa mudik ke kampung halaman sudah diizinkan setelah dua tahun ini dilarang.Â
Presiden Jokowi juga telah menyampaikan adanya mudik Lebaran tahun ini dengan catatan telah mengikuti vaksinasi lengkap dan dosis ketiga (booster). Â
Namun, penetapan Cuti Bersama dan diperbolehkannya mudik tahun ini perlu menjadi perhatian banyak pihak, termasuk seluruh elemen masyarakat, agar tidak melakukan euforia secara berlebihan yang kemudian berpotensi meningkatkan kembali angka penularan Covid-19 di Indonesia.
Beberapa tokoh nasional termonitor telah memberikan respons pascapenetapan Cuti Bersama Idul Fitri tahun ini oleh Pemerintah. Sebagian besar kalangan menilai positif atas kebijakan tersebut mengingat sebelumnya selama 2 tahun Pemerintah memberlakukan larangan mudik dan tidak memberikan Cuti Bersama pada momentum Lebaran.Â
Selain itu, dengan mobilitas masyarakat yang diprediksi cukup tinggi pada momentum Lebaran tahun ini, hal tersebut juga diharapkan mampu menstimulus perputaran roda perekonomian masyarakat.Â
Namun hal lain yang perlu diantisipasi, adalah tingginya antusiasme publik dan kesiapan pihak-pihak terkait agar kebijakan Cuti Bersama dan diperbolehkannya mudik tidak bersifat kontraproduktif dengan upaya pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19 yang sudah berjalan cukup baik.
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa potensi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia masih ada.Â
Kendati telah diberlakukan syarat vaksinasi booster, hal itu tidak serta-merta menghilangkan ancaman peningkatan kasus pascamudik Lebaran.Â
Prinsip dari hukum (biologi) dalam kaitan wabah, kalau ada pergerakan orang yang banyak, interaksinya tinggi, artinya potensi adanya penularan suatu penyakit wabah menjadi membesar.Â
Disisi lain, Pemerintah tidak mungkin dapat membuat kasus Covid-19 tidak ada sama sekali, terutama dalam situasi wabah. Terlebih, angka positivity rate secara nasional masih di atas 5%.Â