Terakhir, Samudra Pasai juga ngajarin saya soal ukhuwah-persaudaraan. Mereka tahu banget bagaimana membangun hubungan yang solid, nggak cuma antarindividu, tapi antarnegara juga. Kalau kita lihat, hubungan perdagangan yang mereka jalin nggak cuma soal bisnis, tapi juga soal saling menghormati budaya dan agama.
Ukhuwah itu, menurut saya, bisa diartikan sebagai kerja sama dan gotong royong. Di zaman sekarang, ukhuwah itu penting banget, karena kita hidup di dunia yang penuh perbedaan. Kalau kita bisa membangun persaudaraan yang kuat, bukan nggak mungkin kita bisa lebih mudah menyelesaikan banyak masalah, baik di tingkat lokal atau global.
Refleksi: Samudra Pasai Itu Bukan Hanya Sejarah, Tapi Cermin Kehidupan Kita
Jadi, setelah saya mengunjungi Samudra Pasai dan merenung, saya jadi sadar kalau nilai-nilai yang ada di sana nggak hanya cocok untuk orang-orang di masa lalu, tapi juga buat kita yang hidup di era modern ini. Keimanan, ilmu, amal, akhlak, dan ukhuwah adalah pilar-pilar yang nggak pernah ketinggalan zaman. Kita bisa banget membawa nilai-nilai ini ke kehidupan sehari-hari untuk memperbaiki diri kita, lingkungan kita, bahkan negara kita.
Jadi, kalau kamu pikir sejarah itu cuma tentang kisah-kisah lama, coba pikir lagi. Sejarah itu hidup, dan bisa banget jadi pelajaran berharga yang tetap relevan di zaman sekarang. Siapa bilang belajar sejarah nggak seru? Cobalah mengunjungi tempat-tempat bersejarah, dan kamu akan menemukan banyak hal baru yang bikin takjub. Sejarah bukan hanya untuk dipelajari, tapi untuk diterapkan. Yuk, hidupkan sejarah itu, dan bawa nilai-nilainya ke kehidupan kita sekarang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H