Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah sistem kecerdasan manusia yang memungkinkan seperangkat sistem computer atau mesin lainnya yang dapat meniru atau memperkuat kecerdasan manusia. ,Meskipun memiliki banyak kelebihan seperti mempercepat proses pekerjaan, memudahkan akses pencarian data dan informasi, serta masih banyak kelebihan AI lainnya, Penggunaan AI yang berlebihan juga menimbulkan banyak dampak negative, di antaranya menyebabkan ketergantungan, dan mengurangi kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dewasa ini, ketergantungan mahasiswa terhadap Artificial Intelligence (AI) telah memberikan dampak signifikan terhadap keterampilan kognitif mereka.
Seiring dengan berkembangnya teknologi AI, mahasiswa semakin mengandalkan alat-alat berbasis AI untuk menyelesaikan tugas akademis mereka. Misalnya aplikasi seperti ChatGPT, Grammarly, dan alat analisis data otomatis yang dapat mempermudah mahasiswa dalam menulis, mengoreksi, dan menganalisa informasi. Menurut survei yang diadakan tirto.com kepada para mahasiswa, menunjukkan sebanyak 86,21 persen respondennya mengaku menggunakan bantuan AI untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. AI memang data mempermudah pekerjaan, namun hal ini tentunya tidak luput dari timbulnya risiko serta dampak negatif, Jika mahasiswa terbiasa menggunakan AI untuk menyelesaikan tugas akademis mereka, kemampuan menganalisis dan memproses informasi mereka tentunya akan menurun juga. Jadi apa saja dampak AI terhadap Keterampilan Kognitif Mahasiswa?
Pertama, ketergantungan terhadap AI dapat mengurangi kemampuan berpikir kritis, yang tentunya akan sangat bermanfaat di dunia kerja mereka. Dalam konteks akademis, berpikir kritis merupakan hal yang sangat penting, karena kerap digunakan untuk menganalisis informasi, membandingkan berbagai argument, dan menarik Kesimpulan. Tetapi Ketika mahasiswa menggunakan, atau bahkan mengandalkan AI untuk melakukan analisis tersebut, mereka berisiko kehilangan kemampuan untuk mempertanyakan informasi yang berdatangan dan mengevaluasi sumber secara kritis. Dalam jangka Panjang, tentunya ini akan menghasilkan mahasiswa dengan pikiran dangkal dan tidak pandai dalam mengembangkan argumen.
Kedua, kreativitas mahasiswa juga dapat terpengaruh oleh penggunaan AI ini. Mengapa begitu? Karena kreativitas pada manusia sering kali datang dari proses berpikir yang tak terduga, disertai dengan eksplorasi ide-ide baru. Ketika mahasiswa telah nyaman dengan AI, dan menjadikan AI sebagai alat utama dalam proses mencari ide mereka, mereka akan terjebak dalam pola piker yang sempit dan tidak terstruktur. Penerapannya dalam kehidupan contohnya, seorang mahasiswa yang menggunakan AI untuk menghasilkan ide-ide tulisan tentunya tidak lagi  berusaha untuk mengeksplorasi ide-ide orisinal sesuai dengan karakteristik mereka, yang dapat mengurangi inovasi dan orisinalitas dalam menghasilkan karya.
Selanjutnya, keterampilan pemecahan masalah pada pengguna AI juga berpotensi menurun. AI memang dapat memberikan solusi instan untuk berbagai permasalahan yang ada, tetapi juga dapat menghilangkan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar melalui pengalaman dan kesalahan. Proses pemecahan masalah sering kali melibatkan identifikasi masalah, eksplorasi jalan keluar, dan mempertimbangkan hasil. Ketika mahasiswa mengandalkan AI untuk menyelesaikan masalah, mereka kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan analitis dan strategis yang untuk bekal kehidupannya di masa depan.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa AI juga memiliki potensi positif jika digunakan dengan cara yang bijak. AI dapat berfungsi sebagai alat bantu yang meningkatkan pembelajaran, memberikan akses yang lebih luas ke sumber informasi, dan mendukung mahasiswa dalam proses belajar mereka. Penggunaan AI dalam konteks pembelajaran dapat mempercepat proses penguasaan materi dan memungkinkan mahasiswa untuk lebih fokus pada aspek-aspek yang lebih kompleks dalam studi mereka.
Meskipun demikian, penting untuk menekankan bahwa integrasi AI dalam pendidikan harus dilakukan dengan extra hati-hati. Universitas perlu merancang kurikulum yang mengedepankan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah, sekaligus mengajarkan mahasiswa cara menggunakan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti proses belajar yang mendalam.
Â
Dalam kesimpulannya, ketergantungan mahasiswa terhadap teknologi AI memiliki dampak yang signifikan terhadap keterampilan kognitif mereka. Sementara AI menawarkan kemudahan dan efisiensi dalam pembelajaran. Namum penggunaan AI yang berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa dan institusi pendidikan untuk menemukan keseimbangan yang tepat dalam menggunakan teknologi ini. Kita harus memastikan bahwa AI berfungsi sebagai alat bantu yang mendukung pengembangan keterampilan kognitif yang esensial. Dengan pendekatan yang bijak, AI dapat menjadi rekan dalam pembelajaran yang mendukung, dan bukannya menghambat perkembangan keterampilan mahasiswa penggunanya.
           Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H