“Aduh gimana nih? Gimana nih?” Berulang kali aku teriak panik ketika ban karet besar situ terlepas dari pantatku. Tanganku berusaha meraih ban besar itu sebisa mungkin. Aku khawatir terlepas jauh dari ban itu. Aku memang penakut dan tidak bisa berenang. Teman-teman bukannya menolong malah pada tertawa. Setelah beberapa saat, akhirnya aku berhasil meraih dan menaiki kembali ban itu. “Selamat, selamat,” kataku dalam hati. Salah seorang teman berkata, “ Mbak, kamu tuh pakai baju pelampung, nggak mungkin tenggelam.” “Iya ya.” Merasa baru sadar. Sebenarnya malu juga sih sama teman-teman. Tetapi kadang-kadang orang yang sedang panik, tidak bisa berpikir normal. “ Ketika itu arus sungai tenang, mengapa ban bisa terbalik?” tanyaku dalam hati, yang kemudian kuabaikan tak ingin tahu jawabannya. Toh aku juga selamat dan berhasil menaiki ban lagi. Sehari kemudian, melalui obrolan digrup aku baru tahu, ternyata teman sengaja membalikkan banku. Kena deh, aku dikerjain. Semoga nanti pelakunya komentar disini.
Mengapa dinamakan Geo Tubing Lava bantal?
“Geo itu mengacu pada kata geologi karena pada awal dibuatnya geo tubing ini tertarik pada wisata edukatif lava bantal,” papar Bapak Sarwoto Dwi Admojo selaku anggota Badan Promosi Pariwisata Sleman. Lelehan lava yang bersentuhan dengan air laut, menjadi proses pembekuan cepat sehingga membentuk seperti bantal. Maka kemudian dinamakan Lava Bantal. Tempat wisata ini dibuka atas inisiatif dari Badan Promosi Pariwisata Sleman.
Sebelum aktivitas tubing, kami mengenakan perlengkapan keamanan tubing yang telah disediakan, yaitu helm, baju pelampung, dan sepatu tubing. Ban karet besar mampu menahan maksimal berat badan 120 kg. Kemudian sedikit pengarahan dari pemandu dan pemanasan ringan. Doa bersama adalah wajib dilakukan sebelum tubing.
Aktivitas tubing dimulai
Start trek panjang Lava Bantal
Trek pendek Lava Bantal
Arus deras dengan bebatuan besar di samping kiri kanan sungai menjadi tantangan bagi penyuka tubing. Awalnya saya ragu-ragu karena takut. Tetapi melihat perlengkapan yang terlihat aman, saya memberanikan diri juga. Helm yang digunakan untuk trek pendek berbeda dengan trek panjang. Helm ini menutupi telinga dan bagian belakang kepala, sehingga mengurangi resiko terbentur. Di trek pendek ini juga diwajibkan mengenakan dekker untuk siku dan lutut, hal ini dimaksudkan untuk menghindari benturan atau lecet. Untuk trek pendek ini, satu team adalah tiga orang dengan ditemani pemandu dua orang. Saya benar-benar menguji nyali disini. Dan setelah mencoba ternyata asyik juga menjajal arus yang deras ini. Trek pendek ini hanya sepanjang 200 m dan ditempuh dalam waktu 5 menit. Harga ticket Rp. 30.000,00.
Akhirnya petualangan tubing di Sungai Opak Lava Bantal ini selesai. Pihak pengelola membawa rombongan kami dengan mobil bak terbuka kembali ke tempat start. Wisata ini sangat cocok untuk keluarga ataupun komunitas. Untuk anak minimal berusia 10 tahun. Untuk minimal pengunjung tidak atau belum ditentukan, karena wisata ini masih baru, berapa pun orangnya pemandu siap menemani. Tempat wisata ini masih bebenah jadi belum maksimal dalam pengelolaannya. Semuanya masih alami. Jika anda berkunjung kesini saya sarankan untuk membawa bekal makanan dan minuman sendiri. Karena masih sangat minim untuk tempat kulinernya.