"Kopi. Kopi apa yang bikin kamu mimisan?"
"Kopi yang diminum sambil kejedot pintu."
"Ngawur banget. Gak tau? Gak tau?"
"Jawabnya adalah kopi kir sendiri semaumu."
Slow aja, ini cuma tebakan receh ala gue.
Ini efek habis nonton film, pengen bikin tebakan seru. Jadinya malah garing. Haha... Film ini, mengingatkan saya ketika masih berseragam putih abu-abu. Jadi kembali ke masa muda lagi nih.
Dulu, ketika saya masih di usia remaja, saya suka memperhatikan kawan yang mempunyai wajah cantik. Bukan karena saya naksir, cuma melihat dia, seperti melihat artis.
Kok bisa ya, cantik begitu. Mengenakan  pakaian apa aja, matching. Rambut dimodel apa aja, cocok buat wajahnya. Dia juga sering menjadi perhatian, baik dari sekolah yang sama atau dari sekolah lain. Senengnya jadi primadona.
Ngiri? Enggak juga sih, cuma pengen. Yeah, beda tipis. Hehe... Normal juga kan, siapa juga yang tidak ingin memiliki wajah yang menarik.
Aku rasa, tak hanya perempuan yang menginginkan wajah cantik, laki-lakipun akan bangga jika mempunyai wajah tampan. Tetapi, benarkah memiliki wajah yang cantik atau tampan itu selalu menyenangkan?
Nobar Film Terlalu Tampan