Mohon tunggu...
Suryati Setyadi
Suryati Setyadi Mohon Tunggu... -

Hidupku penuh nuansa warna demi pertarungan jiwa baik dan buruk. Kejujuran hati nurani suci, mutlak jiwa yang harus terpenuhi, meski kesempurnaan takkan pernah tersanggupi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sinar Ku Sayang, Sinar Ku Malang ...

19 Maret 2011   06:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:39 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sungguh perih bagaikan sembilu mengiris kalbu terdalam, bila ku terkenang kisah seorang gadis kecil yang bernama SINAR. Dia sesosok gadis mungil berusia 6 tahun, duduk dibangku sekolah sedrhana kelas dua SDdengan segala keluguan, kemampuan dan keterbatasannya, menjalani kehidupan yang penuh ujian fana. Kejamnya ujian yang harus ia jalani, membuka mataku, betapa aku tidak sebanding untuk disandingkan dengan ujian yang dihadapinya seorang diri bersaman ibundanya yang bernama ibu MURNI.

Ya, Tuhan. Begitu Hinanya HambaMU ini, begitu tidak tahu dirinya hamba MU ini, begitu tidak bersyukurnya hamba MU ini. Hamba sungguh malu tak terbatas dihadapan Mu, telah Engkau Perlihatkan berbagai macam hikmah lewat kesakitan dan kesenangan yang Terlihat oleh mata Hamba Mu ini.

Kisah Gadis Bernama Sinar. Akan terus kukenang sebagai sebuah Legenda Nyata, yang akan selalu kuceritakan kepada anak - anakku dan keturunanku, agar mereka mengetahui bahwa tiada kesakitan dunia fana yang tidak terbayarkan oleh Tuhan. Bahwa cinta Seorang ibu tak terbatas pada masa, dan cinta seorang anak tak terhitung oleh waktu.

Karena cinta Sinar sungguhlah hangat, selimuti jiwa kalbu Sang bunda tercintanya. Cinta kasih Sinar selalu terasa hangat sehangat sinar surya pagi, yang selalu melambangkan pengharapan akan keindahan nurani suci terdalam. hingga semua orang yang memandang merasa iri, ingin turut merasakan hangatnya sinar sang Gadis bernama Sinar.

Ya, Allah, Ijinkanlah hamba, dapat menjadi anak berbhakti seperti Sinar, ijinkanlah hamba dapat menjadi Ibu yang penuh kasih bijak seperti Sinar, ijinkanlah anak -anak dan keturunan hamba dapat menjadi berjiwa dan berhati tulus dan bijak seperti Sinar.

Sinarku sayang, sinarku malang, dari hati yang terdalam, kuucapkan lisan doa terpanjatkan pada sang Khalik, kumohonkan semoga Tuhan selalu melindungimu, dimanapun engkau berpijak dimuka bumi ini, semoga kebahagian selalu menyertai dirimu dan keluarga tercintmu, tiada daya yang dapat mengalahkan apapun didunia ini terkecuali, cinta kasihmu yang hangat sehangat Sinar Surya, seperti nama indahmu, SINAR.

"  Jangan menangis sayang ......  sinarmu harus tetap bersinar ....  tabahkan hatimu demi ibu .....   itu surgamu .... itu surgamu .... ".            (By: Charli ST 12)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun